Jakarta -
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menembus level psikologis baru. Dolar AS akhirnya berhasil tembus ke level Rp 15.000 setelah dalam beberapa bulan terakhir bertahan di level Rp 14.800-an.
Dikutip
detikFinance dari data perdagangan Reuters, Rabu (3/10/2018), dolar AS pagi ini bertengger di posisi Rp 15.085. Dolar AS konsisten bergerak di level Rp 15.090 setelah kemarin menembus level psikologis baru ini.
Adapun dolar AS hari ini bergerak pada kisaran Rp 15.050 hingga Rp 15.090. Sejauh ini posisi tersebut adalah yang tertinggi dalam 20 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menguatnya dolar AS terhadap rupiah membuat Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli mengkritik keras Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
detikFinance pun merangkum pernyataan Rizal Ramli. Cek berita selengkapnya berikut ini.
Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli meminta Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bisa bertindak cepat dalam menghadapi situasi pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dia menyebut Sri Mulyani jangan telat mikir (telmi).
Menurut Rizal, bendahara negara tersebut harus fokus mencari cara bagaimana agar devisa hasil ekspor bisa kembali ke dalam negeri. Walaupun saat ini pemerintah bersama Bank Indonesia (BI) sudah mengupayakan itu, hasilnya dianggap belum optimal.
Rizal mencontohkan bagaimana Thailand bisa menghadapi tekanan global lebih baik dari Indonesia sehingga mata uangnya tidak melemah sedalam Indonesia. Hal itu berkat banyaknya devisa hasil ekspor yang masuk.
"Thailand sama sama kita yang masuk uang ekspor cuma 5% sisanya di luar negeri. 10 tahun lalu Thailand wajibkan seluruh eskpor harus masuk sistem Thailand. Memang butuh waktu lama tapi hari ini 95% hasil ekspor Thailand masuk," kata Rizal dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Menurut Rizal dalam membawa pulang devisa hasil ekspor ke dalam negeri, Indonesia perlu mencontoh Thailand.
"Kita ikuti sistem Thailand agar lebih stabil. Fokus sama ekspor itu dan minta Menteri Keuangannya jangan telmi" tambahnya.
Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menilai nilai dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah yang telah mencapai level Rp 15.000 baru permulaan. Pagi ini pun dolar AS berada di posisi Rp 15.085 dan konsisten bergerak di level Rp 15.090.
"Apakah Rp 15.000 sudah akhir? kami mohon maaf, tidak, ini baru permulaan," kata Rizal dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Rizal menyatakan hal tersebut karena mempertimbangkan beberapa faktor. Pertama, dia mengatakan Bank Sentral AS akan kembali menaikkan suku bunganya.
Tidak sampai di situ, Rizal menganggap risiko yang sedang dialami oleh sejumlah negara emerging market bakal berdampak ke Indonesia. Diketahui memang kondisi di beberapa negara emerging market sedang tidak baik. Mulai dari Argentina hingga Turki sedang dihadapi krisis ekonomi.
Belum lagi trade war alias perang dagang antara China dan AS yang kian memanas yang semakin menyebabkan ketidakpastian global. Oleh karenanya, dengan tiga faktor itu, Rizal menilai pelemahan rupiah ke level Rp 15.000 baru permulaan.
"Jadi apakah rupiah sudah stabil Rp 15.000, kami katakan belum karena 3 (faktor) tadi. Satu AS akan naikkan lagi tingkat bunga, kedua risiko emerging market punya dampak ke Indonesia, ketiga trade war punya efek," tambahnya.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebut nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah sudah tembus Rp 15.000 tidak bisa dianggap sebagai kiamat.
"Jangan sampai kita melihat Rp 15.000 itu seperti sudah kayak kiamat, tapi kita harus bandingkan tingkat pelemahannya, bukan Rp 14.000-nya, Rp 15.000-nya," kata Perry dalam seminar 'Rezim Devisa dan Strategi Menghadapi Pelemahan Nilai Tukar Rupiah' di Gedung Nusantara, DPR RI, Jakarta Selatan, Rabu (3/10/2018).
Dia menilai pelemahan rupiah tidak bisa hanya dilihat dari angkanya, tapi seberapa dalam tingkat pelemahannya.
"Mari kita bandingkan, IDR (rupiah), Januari sampai sekarang tingkat pelemahan rupiah 9,82%," jelas Perry.
Sementara itu, negara lain seperti Turki, mata uangnya melemah hingga 37,7%, Afrika Selatan melemah 13,8%, dan India melemah 12,4%.
Meski demikian Perry menyadari pelemahan rupiah memang tetap harus diperhatikan. Hanya saja kondisi pelemahan rupiah tidak separah negara-negara tetangga tersebut.
4. Menurut Luhut Tak Perlu Dirisaukan
Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah menembus level psikologis baru. Dolar AS tembus ke level Rp 15.000 setelah dalam beberapa bulan terakhir bertahan di level Rp 14.800-14.900.
Menanggapi itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengimbau kepada seluruh masyarakat maupun pelaku usaha tidak usah risau dengan pergerakan nilai tukar rupiah.
"Rupiah saya kira nggak ada masalah, kenapa mesti risau di (level) Rp 15.000?," Kata Luhut di kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta Pusat, Rabu (3/10/2018).
Luhut menyadari posisi nilai dolar sebesar Rp 15.000 merupakan level psikologis baru bagi pasar. Namun, hal tersebut tidak menjadi persoalan selama pemerintah masih mampu menjaga indikator ekonomi nasional.
"Karena apa saya bilang nggak perlu risau, karena inflasi kita masih bagus, sangat bagus malah. Terus kemudian utang kita masih rendah," jelas Luhut.
Halaman Selanjutnya
Halaman