Indonesia sebagai negara emerging market menjadi salah satu yang paling rentan tertekan dolar AS. Selain didukung oleh faktor eksternal tersebut, di sisi domestik Indonesia tak tertolong oleh neraca dagang yang terus defisit.
Dolar AS kini telah menyentuh level tertinggi selama era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan posisi Rupiah adalah yang terburuk sejak krisis moneter 1998 yang saat itu sudah Rp 16.000 lebih/US$ 1.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Makin Beringas, Dolar AS Tembus Rp 15.150 |
Sebelum mencapai posisi tertingginya pada saat ini di angka Rp 15.175, dolar AS mencapai posisi tertingginya di era Presiden Jokowi pada pertengahan 2015. Dikutip detikFinance dari data perdagangan Reuters, Kamis (4/10/2018), dolar AS saat itu menyentuh Rp 14.712.
Sempat menyentuh Rp 14.710, penguatan dolar AS sempat mereda di 20 Oktober 2015 yakni di 13.645. Dolar AS kembali menyentuh level Rp 14.000an lagi pada 14 Desember 2015 yakni di 14.077.
Dolar AS sendiri tercatat makin sering ngamuk setelah Donald Trump menjadi Presiden AS. Setelah Donald Trump dilantik pada Januari 2017, dolar AS sempat nyaman di posisi Rp 13.000-an.
Sepanjang 2017, dolar AS tercatat bergerak dari level Rp 13.185 sampai Rp 13.627. Pada awal 2018, dolar AS sempat mereda kembali ke level Rp 13.200-an. Namun sejak saat itu, dolar AS terus bergerak naik hingga menembus level Rp 14.000 dan saat ini sudah ada di posisi Rp 15.175.
Baca juga: Disebut Rizal Ramli Telmi, Sri Mulyani Cuek |