Pemegang hak paten KSLL, Kris Suyanto mengklaim bangunan yang menggunakan teknologi tersebut sudah terbukti tahan gempa, termasuk saat gempa menghantam Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah (Sulteng).
"Saat gempa di Aceh, Padang, Jawa Tengah Jawa Barat sampai NTB dan Palu, selama konstruksi atasnya tahan gempa dan pakai pondasi konstruksi laba laba nggak rubuh," katanya kepada detikFinance, Jakarta, Kamis (4/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak salah Sekolah Xaverius, lalu ada Kantor Kejaksaan. Jumlahnya ada 3 atau 5 bangunan. Jadi memang sementara saya dapat informasi tapi saya belum survei ke sana, Alhamdulillah utuh," sebutnya.
Sementara itu, secara total sudah ada 1.000 bangunan lebih menggunakan teknologi itu di sejumlah wilayah di Indonesia.
"Sudah banyak sudah 1.000 bangunan lebih. Jadi sulit hitungnya karena sudah ratusan bangunan berdiri dengan sarang laba-laba dari tahun 1980an," ujarnya.
Bangunan yang menggunakan teknologi sarang laba-laba, menurut dia responsnya mirip dengan bangunan di Jepang ketika menghadapi gempa, yakni mengikut arah guncangan gempa tersebut.
"Jepang itu gedung tinggi kalau ada gempa ikut saja meliuk-liuk tidak dilawan jadi tidak terlalu berat saat menghadapi gempa. Kalau sistem konvensional dilawan makanya banyak yang rontok," tambahnya.











































