Pelemahan pada indeks terjadi di tengah penantian para pelaku pasar terhadap rilisnya data cadangan devisa bulan September 2018 yang diperkirakan kembali menurun, hal.ini seiring dengan terdepresiasinya nilai tukar rupiah yang saat ini telah menyentuh diatas level Rp 15.000 per dolar AS.
Baca juga: OSO Securities: IHSG Diprediksi Menguat |
Sementara itu, pada (05/10) pukul 17.30, rilis cadangan devisa bulan September yang tercatat kembali menurun atau senilai US$ 114,8 miliar, nilai tersebut turun US$ 3,1 miliar jika dibandingkan bulan sebelumnya. Pelaku pasar asing membukukan aksi jual bersih (Netsell) sebesar Rp 1,26 triliun. Nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 0,03% ke level 15,183.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adapun hal ini salah satunya dikarenakan rilis data Nonfarm Payrol bulan September yang di bawah ekspektasi pelaku pasar sebesar 134k lebih rendah dari perkiraan yang sebesar 185k. Selain itu, neraca perdagangan AS bulan Agustus yang mencatatkan defisit senilai US$ 53.2B atau lebih besar dibandingkan bulan sebelumnya juga turut menjadi pemberat indeks pada akhir pekan kemarin.
IHSG ditutup turun sebesar 0,43% ke level 5.731. IHSG ditutup candle bearish berada di area support dengan indikator Stochastic oversold, MACD histogram bergerak turun dengan tren volume meningkat. Kami perkirakan IHSG berpotensi rebound dengan pergerakan di kisaran 5.683-5.798. (ara/ara)