Proyek Anti Macet Jakarta-Bekasi Dicetuskan 2015, Kok Belum Jalan?

Proyek Anti Macet Jakarta-Bekasi Dicetuskan 2015, Kok Belum Jalan?

Selfie Miftahul Jannah - detikFinance
Senin, 08 Okt 2018 14:27 WIB
Ilustrasi tol macet/Foto: Aditya Fajar Indrawan/detikcom
Jakarta - Baru-baru ini, masyarakat kembali diingatkan dengan adanya mega proyek Kanal Cikarang, Inland Waterway Cikarang Bekasi Laut (CBL) setelah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menemui Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan terkait kelanjutan proyek tersebut.

Proyek tersebut sudah lama direncanakan. Dalam sebuah sesi wawancara khusus dengan detikFinance, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, ide tersebut mulai muncul sekitar tahun 2015.

"Kanal ini juga sudah menjadi ide kita sejak beberapa tahun lalu. Saya sudah menugaskan Pelindo II untuk mempersiapkan itu," kata Budi Karya belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Budi Karya mengatakan, salah satu kendala proyek ini belum jalan adalah masalah legal.


Persoalannya mungkin bukan soal bisnis saja ini juga masalah legal," kata Menteri Perhubungan Budi Karya.

Masalah legal yang dimaksud adalah masalah penguasaan lahan pelabuhan di sisi Cikarang yang akan menjadi titik pemberhentian kapal pengangkut barang dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

"Bayangkan saja misalkan ada satu CBL dari Pelabuhan Tanjung Priok ke bagian dalam. Itu Kita punya pelabuhan di sini, bagaimana penguasaan tanah yang ada di sekitar itu dari segi yang paling sederhana keamanan saja," jelas Budi Karya.

Menurutnya dengan memanfaatkan CBL, nantinya bakal membuat kawasan di sekitar Jakarta jauh lebih lancar karena nantinya angkutan barang logistik tidak perlu lagi lewat tol.


"Kanal itu bisa sampai Cikarang. Sehingga kalau itu dibuat, maka ini (angkutan barang) akan pindah ke sana (CBL) tidak menggunakan jalur jalan raya," papar dia.

Pria kelahiran 18 Desember 1956 ini mengatakan, saat ini transportasi angkutan logistik di Indonesia masih didominasi oleh angkutan darat.

Tingginya penggunaan angkutan logistik berbasis jalan raya ini mengakibatkan tingkat kemacetan lalu lintas ibukota yang cukup tinggi serta sering terjadi ketidakpastian pengiriman yang berdampak pada kenaikan biaya logistik.

Oleh karenanya, diperlukan moda transportasi alternatif lain untuk meningkatkan keandalan dari pengiriman logistik serta memberi moda alternatif yang efektif dan efisien.

Salah satu alternatif tersebut adalah moda transportasi berbasis sungai atau inland waterways. Moda transportasi ini pun lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan angkutan jalan raya.

"Proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional ini, kami bekerja sama dengan PT Pelindo II dan diharapkan mampu mengoptimalkan penggunaan jalur kanal sungai sebagai alternatif transportasi logistik dan mampu menghubungkan Pelabuhan Tanjung Priok dengan area pemasok dan pemenuhan berbagai kebutuhan," tandas dia.


Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ingin melanjutkan proyek ini. DIa meyakini dengan berjalannya arus logistik lewat kanal Cikarang, maka jalur tol Jakarta-Bekasi akan lancar. Ridwan Kamil dalam hal ini pemerintah provinsi Jawa Barat akan bekerja sama dengan Pelindo II. (zlf/zlf)

Hide Ads