Sebanyak 34.000 peserta termasuk gubernur bank sentral dan menteri keuangan dari 189 negara, swasta, lembaga non pemerintah, akademisi, dan media menjadi bagian dalam perhelatan IMF-World Bank Annual Meeting 2018.
Ada yang menyebut, bahwa acara tersebut tidak memberi dampak positif apa-apa buat Indonesia, bahkan ada. Namun hal itu nampaknya bertolak belakang dengan manfaat ekonomi yang terjadi di wilayah Bali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak berita lengkapnya.
Tingkat Hunian Hotel di Bali Naik 15%
Foto: (Hard Rock Hotel Bali)
|
"Jadi kalau kita lihat okupansi Oktober yang biasanya 70-75%, mungkin kita harapkan peningkatannya bisa 10-15% dari bulan-bulan biasanya," kata Ricky kepada detikFinance.
Ricky mengatakan, delegasi acara IMF-WB yang diperkirakan tembus hingga lebih dari 30.000 orang dari seluruh dunia mendongkrak tingkat okupansi hotel di Bali. Contohnya seperti di kawasan Nusa Dua, Sawangan, dan Benoa.
"Itu sangat membantu overall okupansi hotel-hotel di Bali. Semua hotel-hotel di kawasan Nusa Dua, Sawangan, Benoa rata-rata sudah full booked oleh main delegasi dan juga delegasi-delegasi pendukungnya," ujarnya.
Hotel-hotel di Bali yang Penuh Disewa Peserta IMF-WB
Foto: (Ardian Fanani/detikTravel)
|
"Kebanyakan bintang 4-5. Bintang 3 hanya beberapa. Kalau hotel non bintang atau hotel bintang 2 dan 3 itu biasanya untuk supporting delegasinya," ujar Ricky kepada detikFinance, Jakarta, Senin (8/10/2018).
Hotel-hotel tersebut kebanyakan berlokasi di kawasan-kawasan elite, seperti Nusa Dua, Sawangan, dan Benoa.
"Semua hotel-hotel di kawasan Nusa Dua, Sawangan, Benoa rata-rata sudah full booked oleh main delegasi dan juga delegasi-delegasi pendukungnya," ujarnya.
Dia bilang, hotel-hotel wilayah itu sudah dipesan hingga sepekan ke depan, selama acara IMF-WB berlangsung. Walau begitu, tak menutup kemungkinan bahwa para delegasi juga akan memperpanjang waktunya untuk tinggal di Bali.
"Kita bicara 8-14 (Oktober) ya, tapi ada juga tamu yang datang dari sebelumnya dan juga minta extend sesudahnya, itu mungkin untuk liburan atau apa," jelasnya.
Mercy hingga Alphard Ludes Disewa Peserta IMF-WB
Foto: Ari Saputra
|
Ketua Asosiasi Perusahaan Rental Kendaraan Indonesia (Asperkindo) Bali Nyoman Seniweca mengungkapkan, bisnis rental kendaraan di Bali kedapatan untung dari acara IMF-WB. Sebab kendaraan-kendaraan, khususnya kendaraan mewah sudah habis disewa para delegasi.
"Contoh misalnya Mercy (Mercedes-Benz) dan Alphard yang terbaru, itu terbatas lah jumlahnya di Bali, sementara kebutuhannya kan besar," kata Nyoman kepada detikFinance.
Nyoman mengatakan, sejatinya pasokan kendaraan mewah di Bali tak bisa mencukupi kebutuhan pengguna yang merupakan delegasi peserta IMF-WB. Sementara, kebutuhan mobil mewah tersebut diperkirakan mencapai seribuan unit.
Karenanya, mobil-mobil mewah tersebut juga didatangkan dari luar Pulau Dewata tersebut.
"Itu didatangkan dari luar, dari Jakarta, Surabaya, Semarang, Yogyakarta, itu mungkin 90% kendaraan-kendaraan dari luar semua," ujarnya.
Sementara untuk kendaraan kelas menengah seperti Toyota Innova dan Avanza banyak digunakan oleh para panitia. Untuk mobil jenis tersebut, ketersediaannya masih mencukupi.
"Untuk panitia supporting-nya, itu Avanza, Innova. Kalau kelas-kelas itu cukup lah, karena kan unit itu suplly-nya banyak," jelas dia.
Lebih dari itu, Nyoman mengatakan, gelaran internasional IMF-WB sangat mendongkrak perekonomian di Bali. Sebab, sektor tenaga kerja seperti sopir juga ikut kecipratan untung dari acara tersebut.
"Dari sisi tenaga kerja, dari sisi driver, kawan-kawan di Bali juga banyak yang mendapatkan pekerjaan walaupun sifatnya sementara selama masa event," tuturnya.
Halaman 2 dari 4