Memangnya, kondisi ekonomi dunia saat ini seperti apa?
Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual mengatakan, menyoroti pidato Jokowi, kondisi ekonomi global saat ini dihadapi oleh 3 persoalan, mulai dari ancaman kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed, perang dagang (trade war), hingga gejolak harga minyak dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, menurutnya kondisi tersebut menjadi faktor yang membuat IMF merevisi pertumbuhan ekonomi dunia. Pertumbuhan ekonomi dunia dipangkas sebesar 0,2% menjadi 3,7% tahun ini dan 2019.
"Itu mungkin salah satu dampak dari kebijakan Amerika sebagai inisiator dari trade war ini kan. Jadi kelihatan memang kondisi global, kalau ibarat naik mobil di luar itu sedang berkabut dan kita nggak tahu ke depan apa akan hujan deras atau malah badai," jelasnya.
Kondisi global yang juga dikhawatirkan sekarang ini adalah gejolak minyak dunia, yang mana AS telah memberi sanksi ke Iran. Respons Iran terhadap sikap AS tidak diketahui apakah bakal berimbas negatif.
"Yang kira khawatir juga sebenarnya minyak. Ini kan Amerika kan memberi sanksi ke Iran, dan ini reaksi Iran kita nggak tahu seperti apa," sebutnya.
Iran bisa saja merespons Amerika dengan menutup Selat Hormuz. Kondisi ini tentu bisa mengganggu distribusi minyak dunia. Pasalnya hampir 2/3 minyak global melewati selat tersebut.
Sementara Amerika, menurutnya tidak peduli karena sekarang negara Adidaya tersebut menjadi salah satu eksportir terbesar dan produsen terbesar minyak dunia.
"Jadi dia nggak peduli harga minyak naik, dan atau seperti apa dampaknya karena dia secara domestik itu bisa memenuhi sendiri kebutuhan energinya," tambahnya.
Simak video Jokowi Ramalkan Perang Perekonomian Dunia bak Game of Thrones
(fdl/fdl)