Mentan: Kita dengan Brunei sebagai Keluarga Besar

Mentan: Kita dengan Brunei sebagai Keluarga Besar

Moch Prima Fauzi - detikFinance
Sabtu, 13 Okt 2018 21:21 WIB
Foto: kementan
Jakarta - Menteri Pertanian Amran Sulaiman bertemu dengan Menteri Pertanian Brunei Darussalam Dato Ali Apong dalam pertemuan ke-40 para Menteri Pertanian, Perikanan dan Kehutanan ASEAN (40th AMAF) di Hanoi, Vietnam. Di kesempatan itu, Amran mengungkap bahwa Indonesia dan Brunei adalah satu keluarga.

"Iya kita dengan Brunei Darussalam ini sebagai keluarga besar. Kita bersahabat, berada satu pulau di Kalimantan. Ikatan persaudaraan lebih penting dan segalanya dibandingkan aspek yang lain," ujar Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (13/10/2018).

Lebih lanjut Amran menyampaikan Indonesia dan Brunei Darussalam memiliki kedekatan sejarah serta kesamaan kondisi lingkungan, sumber daya alam, serta agroklimatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga Indonesia-Brunei Darussalam penting menjalin kerja sama di bidang pangan," ucapnya.



Sementara Dato Ali Apong mengucapkan terima kasih atas dukungan pengembangan pertanian padi di Brunei Darussalam. Ia berharap kerja sama kedua ngara dapat terus ditingkatkan dan dilanjutkan.

"Kementerian Pertanian Brunei Darussalam telah bekerja sama dengan salah satu perusahaan swasta penyedia bibit padi varietas unggul Sembada asal Indonesia," tuturnya.

Menurutnya, berkat dukungan penyediaan bibit padi varietas unggul, produktivitas padi di Brunei Darussalam meningkat secara signifikan menjadi 6 ton per hektare dari sebelumnya hanya 2 ton per hektare.

"Peningkatan produktivitas menjadi perhatian utama, di saat keterbatasan Brunei Darussalam dalam penyediaan tambahan lahan untuk pangan," sebutnya.

Amran mengungkap hal itu menjadi potensi besar bagi kedua negara untuk bersinergi mengembangkan pertanian, khususnya di wilayah perbatasan. Menurutnya, keberhasilan upaya ini tidak hanya akan menjamin kecukupan dan keberlanjutan pasokan pangan bagi masyarakat di kedua Negara, tetapi juga menjamin kecukupan pasokan pangan bagi masyarakat di wilayah ASEAN serta dunia.

"Kerja sama bidang pertanian di wilayah perbatasan juga dapat diperluas tidak hanya mencakup Indonesia dan Brunei Darussalan, tetapi juga negara-negara lain yang berbatasan di wilayah ASEAN," ungkap Amran.



Menurut Amran, untuk peningkatan produktivitas perlu ada upaya terintegrasi yang tidak hanya memanfaatkan varietas unggul, tetapi juga introduksi inovasi dan teknologi pengelolaan air dan sumber hara. Bahkan, lanjut dia, mekanisasi dapat mendorong peningkatan Indeks Pertanaman (IP) pada wilayah-wilayah pertanian suboptimal.

"Dari semula hanya satu kali tanam per tahun menjadi 2 atau bahkan 3 kali tanam per tahun," terangnya.

Menurut informasi Kementan, tuntutan peningkatan produksi dan produktivitas sektor pertanian di Indonesia jauh lebih besar dibandingkan Brunei Darussalam, mengingat jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar (saat ini mencapai sekitar 260 juta). Selain itu laju pertumbuhan pun cukup tinggi, mencapai 1,4% atau sekitar 3 juta penduduk per tahun.

Dalam rangka menghadapi tantangan tersebut, Amran mengatakan pihaknya telah meluncurkan Program Upaya Khusus (UPSUS) yang mencakup perubahan kebijakan, pembangunan infrastruktur dan industri hilirisasi, pengelolaan rantai pasok, serta pemberdayaan masyarakat petani di perdesaan.

Menurutnya dalam 4 tahun terakhir program tersebut telah menunjukkan hasil yang menggembirakan, khususnya produksi sejumlah komoditas pertanian strategis yang meningkat secara signifikan. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri dan bahkan melakukan ekspor ke sejumlah Negara. Dalam 3 tahun terakhir, ekspor komoditas pertanian Indonesia juga dikatakan meningkat hingga 24%.

Usai pertemuan Amran mengundang Dato Ali Apong berkunjung ke Indonesia untuk dapat melihat secara langsung kemajuan sektor pertanian di Indonesia, serta membahas rencana kerja sama pengembangan sektor pertanian di wilayah perbatasan kedua Negara.

Kerja sama membangun sinergi permanen melibatkan BUMN dan swasta untuk peningkatan produksi dan juga nilai tambah dan kesejahteraan petani di kedua negara, serta Negara-negara lain di kawasan ASEAN, seperti Malaysia dan Filipina. Sementara itu Dato Ali Apong menyambut baik dan akan berkunjung ke Indonesia dalam waktu waktu dekat.

Hadir dalam pertemuan bilateral di Hanoi (11/10) tersebut, yakni Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, dan Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Tata Hubungan Kerja, serta Kepala Biro Kerja Sama Luar Negeri. Sementara itu, Menteri Pertanian Brunei Darussalam didampingi oleh Sekretaris Jenderal serta beberapa pejabat senior Kementerian Pertanian Brunei Darusalam. (mul/mpr)

Hide Ads