Padahal, berdasarkan Peraturan Kementerian nomor 58 Tahun 2018, harga jual telur di tingkat petani ke pedagang adalah Rp 18.000/kg. Sementara itu harga batas atas ditetapkan Rp 20.000/kg.
"Harga telur memang lagi hancur, turun terus. Ini rugi, modal kita Rp 19.000 per kg tapi di Jabodetabek jualnya Rp 17.5000 bahkan di Blitar itu Rp 15.000 sampai Rp 15.500 per kg jualnya," ungkap Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Atung kepada detikFinance, Senin (15/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengungkapkan penurunan harga telur tersebut telah terjadi dua bulan lalu atau pada pertengahan Agustus. Hal itu berkaitan dengan berkurangnya daya beli masyarakat.
Pasalnya, berdasarkan kalender Jawa saat ini telah memasuki bulan Sura yang identik dengan tidak adanya kegiatan hajatan.
"Ini menurun memang kan bulan Sura dan itu nggak ada hajatan dan kegiatan apa-apa. Tapi ini sudah terjadi dua bulan lalu lah, pas pertengahan Agustus juga sudah menurun daya belinya," jelas dia.
Sementara itu, dipantau detikFinance dari Pasar Senen, Jakarta Pusat harga telur berada di angka Rp 20.000 hingga Rp 21.000 per kg. Padahal, harga normal biasa dipatok Rp 23.000 hingga Rp 24.0000 per kg.
Tonton juga 'Dinas Ketahanan Pangan Pastikan Telur Ayam di DKI Tulen!':
(dna/dna)