Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Atung mengatakan pada dasarnya penurunan harga telur telah terjadi sejak bulan Agustus kemarin. Namun, puncaknya terjadi saat memasuki bulan Sura menurut kalender Jawa.
Pasalnya, memasuki bulan Sura banyak orang yang memilih tidak mengadakan hajatan atau kegiatan sehingga menurunkan daya beli telur ayam yang biasa digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, saat ini harga telur di tingkat peternak telah menembus angka Rp 15.000 per kilogram (kg). Angka ini jauh dibandingkan biaya operasional sebesar Rp 19.000 per kg.
Artinya, peternak harus menanggung kerugian selisih antara biaya operasional dan harga jual hingga Rp 4.000 per kg.
Sementara itu, dipantau detikFinance dari Pasar Senen, Jakarta Pusat harga telur telah dipatok Rp 20.000 hingga Rp 21.000 per kg dari sebelumnya Rp 24.000 hingga Rp 23.000 per kg. (dna/dna)