Survei BI: Pertumbuhan Kredit Melambat di Kuartal III-2018

Survei BI: Pertumbuhan Kredit Melambat di Kuartal III-2018

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 17 Okt 2018 11:43 WIB
Ilustrasi/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Survei Perbankan Bank Indonesia (BI) mengindikasikan pertumbuhan triwulanan kredit baru cenderung melambat pada kuartal III-2018. Hal tersebut tercermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) permintaan kredit baru kuartal III-2018 yang turun menjadi 21,2%, dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 90,3%.

Demikian dikutip dari keterangan tertulis BI, Rabu (17/10/2018).

Perlambatan pertumbuhan kredit baru tersebut bersumber dari semua jenis penggunaan kredit, baik modal kerja, investasi, maupun konsumsi. Ke depan, hasil survei mengindikasikan pertumbuhan kredit baru akan kembali meningkat pada kuartal IV-2018, tercermin dari SBT kredit baru yang meningkat menjadi 94,8%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Peningkatan kredit pada kuartal IV-2018 didorong oleh tingginya optimisme responden seiring pertumbuhan ekonomi yang masih kuat, risiko penyaluran kredit yang rendah, dan rasio kecukupan modal yang meningkat.

Perkiraan meningkatnya pertumbuhan kredit pada kuartal IV-2018 juga disertai standar penyaluran kredit yang akan lebih ketat. Hal ini tercermin dari Indeks Lending Standard sebesar 17,7%, lebih tinggi dari 3,8% pada periode sebelumnya.

Pengetatan penyaluran kredit terutama akan dilakukan terhadap kredit investasi dan kredit modal kerja, yaitu pada aspek plafon kredit, premi kredit yang berisiko dan jangka waktu pemberian kredit.


Di sisi lain, kebijakan penyaluran kredit konsumsi terindikasi masih relatif longgar, terutama pada kredit kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) seiring kebijakan Bank Indonesia terkait relaksasi Loan To Value (LTV) kredit/pembiayaan perumahan.

Hasil survei mengindikasikan responden tetap optimis terhadap pertumbuhan kredit untuk keseluruhan tahun 2018. Rata-rata responden memperkirakan pertumbuhan kredit pada 2018 akan mencapai 11,5%, lebih tinggi dibandingkan realisasi pertumbuhan kredit 2017 sebesar 8,2%.

Optimisme tersebut didorong oleh perkiraan pertumbuhan ekonomi yang membaik pada 2018, dan risiko penyaluran kredit yang menurun. (ara/ang)

Hide Ads