Perbandingan Data Ketimpangan versi Prabowo dengan BPS

Perbandingan Data Ketimpangan versi Prabowo dengan BPS

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 23 Okt 2018 17:02 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Calon Presiden Prabowo Subianto menyebut hanya 1% dari penduduk Indonesia kaya raya, sisanya hidup sangat pas-pasan. Jika data itu benar, maka jurang antara si kaya dan si miskin tentu begitu lebar.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat ketimpangan RI atau gini ratio pada Maret 2018 0,389. Angka itu turun dibanding data sebelumnya pada September 2017 yakni 0,391.

Gini ratio paling tinggi terjadi di perkotaan yakni 0,401. Sedangkan gini ratio di pedesaan pada Maret 2018 0,324.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sedangkan dilihat dari provinsi, ada delapan dengan gini ratio di atas rata-rata Indonesia, yakni Yogyakarta 0,441, Sulawesi Tenggara 0,409, Jawa Barat 0,407, Gorontalo 0,403, Sulawesi Selatan 0,397, Papua Barat 0,394, Sulawesi Utara 0,394, dan DKI Jakarta 0,394.


Sementara persentase penduduk miskin RI pada Maret 2018 ada sebesar 9,82%. Persentase itu setara dengan 25,95 juta penduduk Indonesia yang miskin.

Persentase angka kemiskinan RI itu juga menurun dibandingkan data sebelumnya di September 2017 sebesar 10,12%. Persentase itu setara dengan 26,58 juta penduduk yang dianggap miskin.

Sebelumnya Prabowo mengatakan bahwa 99% rakyat Indonesia hidup secara pas-pasan. Menurutnya data sudah diakui oleh Bank Dunia dan lembaga internasional lainnya. Mengutip data tersebut, Prabowo menyebut orang kaya di Indonesia tidak sampai 1%.

"Hasil ini adalah data, fakta yang diakui oleh Bank Dunia, oleh lembaga-lembaga internasional yang nikmati kekayaan Indonesia kurang dari 1%. Yang 99% mengalami hidup yang sangat pas-pasan, bahkan sangat sulit," sebut Prabowo.

(das/fdl)

Hide Ads