Dari sisi pendapatan, Jasa Marga mencatatkan revenue sebesar Rp 7,13 triliun atau meningkat 5,1% dari triwulan III tahun 2017. Angka ini didapat dari kontribusi pendapatan tol senilai Rp 6,63 triliun atau naik 9,4% dibandingkan periode sama tahun 2017.
Pendapatan tol ini disumbang oleh pendapatan tol induk sebesar Rp 5,72 triliun atau meningkat 3,7% dan pendapatan tol Anak Perusahaan sebesar Rp 913,26 miliar atau meningkat 67,47%. Dan di sisi usaha lain, Jasa Marga membukukan pendapatan usaha lain sebesar Rp 494,36 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, Jasa Marga telah menerbitkan sebanyak lima alternatif pendanaan sejak tahun 2017. Kelima skema pendanaan itu adalah Sekuritisasi Pendapatan Tol, Project Bond, Komodo Bond, Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT), dan terbaru Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA).
Inovasi Jasa Marga dalam pendanaan merupakan bagian dari strategi Jasa Marga untuk memastikan percepatan pembangunan jalan tol. Dalam waktu dekat Jalan Tol Solo-Ngawi Seksi Sragen-Ngawi akan diresmikan. Selain itu, pada akhir tahun 2018, Jasa Marga sudah bersiap mengoperasikan sejumlah jalan tol lainnya yaitu Jalan Tol Batang-Semarang dan Jalan Tol Semarang-Solo Ruas Salatiga-Kartasura.
Sampai triwulan III tahun 2018, panjang jalan tol yang dikelola oleh Jasa Marga adalah 787,5 Km. Jasa Marga menargetkan untuk menambahnya menjadi 984 km jalan hingga akhir tahun ini. Sampai tahun 2019 mendatang, Jasa Marga menargetkan untuk mengelola 1.260 km panjang jalan tol.