-
Selama masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla banyak proyek infrastrukur yang dibangun. Dalam durasi empat tahun sudah banyak jalan tol, bandara sampai jembatan yang sudah selesai digarap. Banyaknya proyek infrastruktur yang dibangun dalam durasi 4 tahun, diiringi banyaknya insiden konstruksi bangunan yang ambruk.
Seperti yang baru saja terjadi kemarin, plafon stasiun Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumsel, ambrol diterjang angin kencang dan hujan deras. Stasiun ditutup sementara untuk proses pembersihan. Kejadian serupa juga pernah terjadi pada plafon terminal 3 Bandara Soekarno Hatta. Salah satu bagian atap terminal paling anyar di bandara tersebut ambrol.
Begitu pula beberapa proyek lainnya, seperti robohnya girder di Tol Becakayu dan Pemalang-Batang. Berikut proyek infrastruktur yang roboh di masa kepemimpinan Jokowi JK:
Plafon stasiun Light Rail Transit (LRT) Palembang, Sumsel, ambrol diterjang angin kencang dan hujan deras. Stasiun ditutup sementara untuk proses pembersihan, Sabtu (27/10/2018).
Pantauan detikcom, angin kencang dan hujan deras melanda sebagian wilayah Palembang sejak pukul 15.30 WIB. Akibat ambrolnya plafon, sejumlah fasilitas di dalam ruang tunggu stasiun LRT rusak.
"Itu bukan atap, tapi hanya plafon yang runtuh karena diterjang angin kencang disertai hujan deras. Bisa dikatakan itu badai dan menyebabkan plafon runtuh karena angin masuk dari ventilasi," kata Kepala Proyek LRT Palembang dari PT Waskita Karya, Masudi Jauhari, Sabtu (27/10/2018).
Kecelakaan konstruksi berulang kali terjadi di proyek-proyek yang dikerjakan PT Waskita Karya Tbk (WSKT). Dalam catatan detikFinance, BUMN konstruksi yang telah berdiri sejak 1961 tersebut setidaknya sudah lebih dari lima kali mengalami kecelakaan konstruksi pada proyek-proyeknya.
Anehnya, kecelakaan konstruksi yang terjadi kejadian dalam rentang waktu yang tidak lama alias singkat. Untuk proyek jalan tol saja, jika dihitung sejak proyek tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada tanggal 22 September 2017 lalu, Waskita telah melakukan kecelakaan konstruksi sebanyak lima kali untuk pekerjaan proyek jalan tol. Tiang girder proyek Tol Becakayu di Jakarta Timur ambruk dan mengakibatkan tujuh orang luka parah.
Pada hari Minggu, tanggal 22 September 2017, pukul 17.30 WIB, badan jembatan tol Bocimi yang tengah dibangun runtuh dan mengakibatkan satu pekerja bangunan tewas akibat tertimpa runtuhan cor beton badan jembatan tersebut. Sedangkan eberapa korban lainnya mengalami luka parah.
Saat itu, para pekerja proyek tengah memasang jembatan penyeberangan orang dari beton berukuran sekitar 1,5x50 meter. Kemudian badan jembatan berupa cor beton runtuh dan menimpa tiga orang di bawahnya.
Penyebab runtuhnya jembatan diduga karena pada saat pelepasan selink crane, penguncinya belum sepenuhnya terpasang sehingga badan jembatan terjatuh dan menimpa tiga pekerja yang ada di bawah.
Insiden kecelakaan proyek tol yang dikerjakan Waskita Karya selanjutnya adalah girder atau jembatan beton di proyek tol Pasuruan-Probolinggo, di Desa Cukurgondang, Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Konstruksi yang roboh lagi-lagi pada jembatan overpass yang terjadi pada hari Minggu, 29 Oktober 2017.
Kejadian itu bermula dari pengerjaan pemasangan tiga girder sepanjang 50,8 meter, yang dilakukan dengan menggunakan dua crane masing-masing berkapasitas 150 ton.
Pada saat dilanjutkan dengan pemasangan girder keempat, ketika girder berada pada posisi akan direkatkan, girder tersebut tiba-tiba goyang karena mengenai tiga girder yang sudah terpasang. Akibatnya girder tersebut jatuh.
Insiden ini menimbulkan korban seorang meninggal dunia, sedangkan dua pekerja terluka.
Kejadian selanjutnya terjadi pada hari Sabtu, tanggal 30 Desember 2017. Kontruksi girder proyek Pembangunan Jalan Tol Pemalang-Batang ambruk.
Saat itu salah satu girder yang sudah berhasil ditaruh di atas bearing pad gagal bersandar ketika ditaruh di sisi lainnya. Alhasil beton girder jatuh. Namun tak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Seperti diketahui, sebelumnya juga terjadi kecelakaan konstruksi dalam proyek Tol Pemalang-Batang. Sebuah beton girder dari tol yang juga masuk dalam PSN ini ambruk ketika sedang dipasang. Kejadian tersebut bahkan baru saja terjadi pada Sabtu, 30 Desember 2017 lalu.
Kejadian ambruknya proyek tol yang dikerjakan oleh Waskita Karya terjadi pada Selasa, 2 Januari 2018. Lokasi kejadian berada di tol Depok-Antasari (Desari), di mana saat itu girder yang sudah terpasang terguling akibat benturan alat berat yang beroperasi di dekat jembatan tersebut.
Tidak ada korban jiwa ataupun luka akibat kejadian tersebut.
Kecelakaan konstruksi lainnya yaitu, yaitu terjadi pada tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu). Cetakan atau bekisting untuk membuat pierhead atau kepala tiang pancang tol Bekayu ambruk di Jalan DI Panjaitan, Jakarta Timur, ada 20 Februari 2018.
Diduga, tiang tersebut roboh ketika pekerja tengah melakukan pengecoran di atas. Tiang penahan cetakan tersebut tidak kuat menahan beban kemudian ambruk dan menimpa pekerja di bawahnya dan membuat pekerja yang di atas terjatuh.
Korban luka akibat peristiwa tersebut tercatat sebanyak 7 orang dan mengalami luka yang cukup kritis.
Plafon Bandara Inernasional Soekarno Hatta roboh pada Selasa (17/4). 21 Orang yang ada di bawahnya langsung panik dan melarikan diri.
Setelah mengalami kerusakan, plafon di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta kembali runtuh, Kamis (15/12). Sekretaris Perusahaan dan Kepala Bagian Hukum PT Angkasa Pura II Agus Haryadi meyakini, jatuhnya plafon tersebut tidak mengganggu mobilitas penumpang.
Plafon selebar empat meter itu tiba-tiba runtuh sekitar pukul 10.00 WIB. Plafon tersebut tepat berada di depan kantor Kesehatan Pelabuhan Bandara Soekarno-Hatta di level hall area, area kedatangan. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sebelumnya, pada 18 September 2016, atap plafon ruangan Office In Charge (OIC) Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta juga runtuh.
Crane proyek pembangunan tol layang Bogor Out Ring Road (BORR) di Jalan Sholeh Iskandar Kota Bogor jatuh ke jalan raya. Tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Namun crane setinggi 8 meter tersebut nyaris menimpa mobil dan motor yang tengah melintas.
Menurut saksi mata, petugas security Universitas Terbuka (UT) Bogor, Suwandi peristiwa yang nyaris merenggut nyawa pengendara tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB.
"Pas kejadian memang lumayan sepi kendaraan yang lewat. Kan di belakang jalur lagi disetop. Lagi angkat beton. Mungkin itu mobil lewat setelah sebelum jalur ditutup. Cuma ada satu mobil books sama sepeda motor sekitar 5 sepeda motor yang lewat pas kejadian," kata Suwandi saat ditemui di lokasi, Kamis (25/10/2017)