Penurunan realisasi PMA itu terjadi lantaran negara asal investasi terbesar RI juga melakukan pengereman. Bahkan 5 negara asal investor terbesar RI juga ikut menahan realisasi investasinya.
"Itu bukan karena proyeknya batal tapi karena proyek yang ditunda. Jadi ada proyek yang diwacanakan beberapa waktu lalu tapi karena eksekusi kebijakan, eksekusi pengawalan tidak optimal masih belum bisa terealisasi di triwulan I, II atau 3 tahun ini. Mungkin bisa terealisasi di triwulan IV. Paling lambat bisa terealisasi triwulan I-2019," ujarnya di Gedung BKPM, Jakarta, Selasa (30/10/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir data BKPM, realisasi investasi dari Tiongkok pada periode Januari-September 2017 mencapai US$ 2,7 miliar. Namun pada periode yang sama tahun ini realisasi investasi Tiongkok hanya mencapai US$ 1,8 miliar atau turun 33,33%
Penurunan realisasi investasi paling besar terjadi dari Tiongkok. Banyak memang proyek yang berasal dari Tiongkok tengah terkendala, salah satunya proyek Meikarta yang sebagian besar investor pendanaannya dari Tiongkok.
Namun realisasi investasi dari Singapura naik US$ 6,1 miliar di Januari-September 2017 menjadi US$ 6,7 miliar dari Januari hingga September 2018.
Sekedar informasi realisasi investasi selama Januari-September 2018 yang sebesar Rp 535,4 triliun itu juga tercatat naik 4,3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 513,2 triliun.
Namun jika dilihat secara kuartalan, realisasi investasi periode Juli-September 2018 sebesar Rp 173,8 triliun. Angka itu turun 1,6% dibanding triwulan III-2017 Rp 176,6 triliun. (das/dna)