Tutup Mulut Usai Rapat, Ini yang Dibahas Sri Mulyani Cs dan Jokowi

Tutup Mulut Usai Rapat, Ini yang Dibahas Sri Mulyani Cs dan Jokowi

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 31 Okt 2018 18:26 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan pejabat kabinet kerja ke komplek Istana Presiden untuk melakukan rapat terbatas (ratas) internal.

Ratas yang dimulai pada pukul 14.00 WIB ini baru selesai pada pukul 16.30 WIB atau berjalan 2 jam 30 menit.

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Beodjonegoro mengatakan, banyak hal yang dibahas. Transaksi berjalan (current account) juga dibahas dalam ratas kali ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ya banyak macam-macam (yang dibahas), highlight-nya lebih ujungnya bagaimana memperkuat current account untuk jangka pendek menengah," kata Bambang di Komplek Istana, Jakarta Pusat, Rabu (31/10/2018).


Jokowi sendiri setidaknya memanggil Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati,, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Lalu, Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri ATR Sofyan Djalil,

Ada juga Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati, dan Direktur Utama PLN Sofyan Basir.

Dalam ratas itu dibahas mengenai pangan, energi, dan ketenagakerjaan. Menurut Bambang, dalam ratas itu juga dibahas mengenai evaluasi kebijakan yang mendorong perbaikan transaksi berjalan.

"Kita tadi ngomongin current account jadi lebih ke TKDN, B20, lebih ke sana," jelas dia.


Sementara itu, Direktur Utama PLN Sofyan Basir mengungkapkan bahwa implementasi B20 pada pembangkit listrik belum merata di Papua. Sedangkan wilayah lain sudah hampir semua menerapkan.

"TKDN itu kita sudah hampir seluruh Indonesia B20 kan sudah mulai jalan dan masuk, cuma tinggal Papua dikit, karena yang di gunung-gunung itu nggak mungkin, masih dikit," kata Sofyan.

Dia menjelaskan, yang belum menerapkan penuh B20 pada pembangkit yang berlokasi di daerah pegunungan Papua, yang lokasinya sulit terjangkau.

"Kalau untuk PLTMG mesin gas masih bisa, PLTG gas murni mesin jet itu nggak bisa, mesin mesin gas biasa itu bisa kita ubah ke B20, dan ini yang kita sudah masuk dan signifikan," ujar dia. (hek/ara)

Hide Ads