Melalui Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Jokowi menargetkan peringkat EODB selanjutnya di posisi ke 40. Namun ternyata tahun ini Indonesia malah turun satu peringkat.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution pun mengatakan ini merupakan pekerjaan rumah atau pr bagi pemerintah. Dia mengatakan pemerintah perlu kerja keras untuk mencapai target tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Darmin mengatakan, pemerintah harus menggeser Serbia yang saat ini berada di peringkat 40 dalam EoDB. Dia menjelaskan, dalam salah satu indikator yang dinilai oleh Bank Dunia, yakni starting business atau memulai berusaha dari Serbia memiliki skor yang jauh lebih tinggi dari Indonesia.
"Kalau kita mau ranking 40, maka di setiap bidang itu masing-masing juaranya. Kalau starting bisnis itu rangking 40-nya sekarang adalah Serbia. Kita harus bisa ke situ. Dia skornya di bidang starting business itu 92,5. Kalau untuk yang ke dua, yaitu Polandia, skornya 75," katanya.
"Artinya kita harus tahu kita bersaing dengan siapa. Skornya berapa dia di bidang itu, dan seterusnya," sambungnya.
Untuk mencapai itu, kata Darmin, maka pemerintah perlu melakukan gebrakan untuk bisa membuat indikasi reformasi yang dinilai oleh Bank Dunia menjadi semakin baik. Sebab, lanjutnya, saat ini setiap negara mulai berlomba untuk bisa meraih peringkat yang lebih tinggi dalam EoDB.
"Jadi adalah bahwa yang pertama, memang yang membuat kejutan dan gebrakan pertama mengenai reform, memperbaiki EoDB sudah dilakukan, dan ternyata menggerakkan banyak negara. Dan semua juga sekarang menetapkan perbaikan dalam rangking EoDB itu sebagai target penting dari pencapaian negaranya," ujarnya. (fdl/zlf)