Rupiah Menguat Lawan Dolar AS, Gubernur BI: Karena Mekanisme Pasar

Rupiah Menguat Lawan Dolar AS, Gubernur BI: Karena Mekanisme Pasar

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 02 Nov 2018 13:58 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) berdasarkan data Reuters tercatat Rp 15.034. Kemudian dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) sebesar Rp 15.089.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan penguatan rupiah terjadi beberapa waktu terakhir. "Saya akan sampaikan mengenai perkembangan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS beberapa waktu terakhir yang stabil dan menguat. Saat ini di pasar spot di kisaran Rp 15.090," kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (2/11/2018).


Dia menjelaskan penguatan ini juga diiringi dengan mulai berjalannya instrumen domestic non deriverable forward (DNDF) yang berlaku belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang BI mengeluarkan peraturan terkait DNDF pada akhir Oktober 2018 dan mempersiapkan secara intensif dengan perbankan.

"Penguatan rupiah juga karena pergerakan pasar yang bagus serta supply dan demand yang mulai bergerak. Murni penguatan rupiah karena mekanisme pasar," imbuh dia.


Perry menyampaikan terima kasih kepada perbankan, pelaku pasar keuangan dan korporasi yang mulai aktif transaksi di pasar valuta asing. Sehingga bisa mendorong kembali penguatan rupiah terhadap dolar AS.

DNDF sendiri merupakan sebuah instrumen memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu juga.

Perry mengungkapkan, pada awal implementasinya sudah ada 30 bank yang komitmen dengan dibukanya DNDF.




Tonton juga 'Mau Punya Rumah Tapi Gaji di Bawah UMP? Ini Solusi dari Anies':

[Gambas:Video 20detik]

(kil/ara)

Hide Ads