"Semisal kalau UMR di Surabaya Rp 4 juta. Kemudian di Madiun Rp 2 juta, tentu investor akan lebih memilih di Madiun. Ini harus menjadi perhatian," ujar Kepala Bank Indonesia Perwakilan wilayah Kediri, Djoko Raharto, kepada wartawan di Sun City Madiun, Jumat (2/11/2018).
Selain faktor infrastruktur jalan, kata Djoko, alasan lain yaitu masih rendahnya upah buruh di wilayah Madiun dibandingkan upah buruh di Surabaya dan sekitarnya. Oleh sebab itu Djoko mengingatkan kepala daerah untuk lebih selektif dalam menerima investor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Djoko menambahkan untuk mengantisipasi membeludaknya investor, pemerintah daerah di wilayah Madiun Raya harus lebih selektif dalam menerima investor. Dengan rendahnya nilai UMK tersebut jangan sampai seluruh investor diterima dengan mudah.
"Kalau banyaknya investor tentu nantinya akan berdampak pada kondisi lingkungan di Madiun," tuturnya.
Djoko menyampaikan investasi yang cocok dikembangkan di Madiun yaitu industri yang bahan bakunya bisa diambil dari Madiun. Selain menciptakan lowongan pekerjaan juga memberi manfaat bagi masyarakat penyedia bahan.
Salah satu perusahaan yang bakal mengembangkan modalnya di Madiun yakni perusahaan pengolahan porang. Pabrik porang ini ada di wilayah Caruban. Nantinya pabrik ini akan mengambil bahan baku berupa porang di wilayah Madiun dan sekitar.
Pengumpulan kepala daerah di Karesidenan Madiun dan Kediri, untuk Karesidenan Madiun meliputi Madiun Kota dan Kabupaten, Ngawi, Magetan, Ponorogo serta Pacitan. Untuk Karesidenan Kediri meliputi Nganjuk Kediri Kota dan Kabupaten, Trenggalek serta Tulungagung dan Blitar.
Acara Bank Indonesia Kantor Wilayah Kediri bertempat di Sun City Madiun dikemas dalam Seminar investasi manufaktur dan pariwisata dalam upaya mendorong pertumbuhan investasi manufaktur dan pariwisata di eks Karesidenan Madiun dan Kediri pasca pembangunan tol Trans Jawa dan double track railway. Acara juga dihadiri oleh sekitar 300 jajaran pegawai baik Karesidenan Madiun dan Kediri.
Tonton juga 'Tol Trans Jawa Ditargetkan Beroperasi Akhir Tahun 2018':
(hns/hns)