Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi nasional sampai September atau kuartal III 2018 ini lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi APBN yang diproyeksikan 5,1%.
Namun demikian, pertumbuhan ekonomi Kuartal III ini lebih lambat dari kuartal II yang tercatat 5,27%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara bila dilihat secara kuartalan, ekonomi RI tumnbuh 3,09%.
Suhariyanto mengungkapkan, masih ada pekerjaan rumah yang harus diselesaikan pemerintah. Karena, sambung dia, pertumbuhan ekonomi RI masih diwarnai adanya defisit neraca dagang periode ini.
"Nilai ekspor dan impor, kita sudah tahu, ekspor triwulan 3 ini, YoY naik 8,33%. Permasalahannya di impor yang lebih tinggi dibandingkan nilai ekspor. Tumbuh impor yoy naik 23,71%, sehingga terjadi defisit," jelas dia.
Baca juga: Dolar AS Menguat ke Rp 14.965 |
"Jadi defisit neraca perdagangan menjadi kendala meningkatkan pertumbuhan ekonomi kita, karena defisit menjadi faktor pengurang," tandas dia. (dna/ang)