Sejak 1993, 41.000 WNI Pernah Magang Kerja di Jepang

Sejak 1993, 41.000 WNI Pernah Magang Kerja di Jepang

Akfa Nasrulhak - detikFinance
Selasa, 06 Nov 2018 21:30 WIB
Foto: Kemnaker
Jakarta - Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) terus mendorong peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia. Salah satunya melalui kerja sama di bidang pemagangan di Jepang dengan International Manpower Development Organization (IM) Japan.

"Kerja sama pemagangan antara IM dengan Kemnaker telah berlangsung sejak 1993. Hingga september 2018, peserta pemagangan yang telah ditempatkan IM Japan di perusahaan Jepang sebanyak 41.438 orang," kata Direktur Bina Pemagangan Kemnaker Asep Gunawan, dalam keterangan tertulis, Selasa (6/11/2018).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Asep yang mendampingi Kunjungan Kerja Tim Pengawas Pekerja Migran Indonesia DPR RI ke training center IM Japan, Kasukabe, Jepang itu menjelaskan, Seleksi penerimaan pemagangan ke Jepang diselenggarakan sepanjang tahun oleh dinas tenaga kerja provinsi. Tim yang menyeleksi peserta pemagangan merupakan gabungan dari Kemenaker dan IM Jepang.

"Setelah lolos seleksi, peserta pemagangan mendapatkan pelatihan bahasa 2 bulan di daerah asal seleksi. Setelah menyelesaikan pelatihan di daerah, para peserta akan mengikuti pelatihan terpusat yang diselenggarakan di BBPPK & PKK Lembang. Setelah itu pemantapan di IM Japan selama sebulan sebelum magang di perusahaan," ujar Asep.

Dia mengatakan saat ini sebanyak 142 orang peserta asal Indonesia, bersama-sama dengan peserta asal negara lain (total 246 orang) sedang mengikuti pelatihan bahasa dan budaya di training center IM Japan.



Setelah mengikuti pelatihan bahasa dan budaya selama 1 bulan, peserta akan mulai mengikuti program pemagangan di masing-masing perusahaan penerima. Selain itu, peserta magang mendapatkan uang saku setidaknya 100 ribu yen (setara 13 juta) setiap bulannya. Setelah program magang selesai peserta juga mendapatkan tunjangan usaha mandiri Rp 600 ribu - 1 juta yen (78,5 juta - 130 juta) yang dapat digunakan sebagai modal wirausaha.

"Selain mendapatkan uang saku, peserta pemagangan juga mendapatkan akomodasi (tempat tinggal), perlindungan asuransi, tiket Jakarta-Jepang pulangnpergi, Pelatihan pra-pemberangkatan dan orientasi di Jepang, Alat pelindung diri (APD) dan pendukung K3 lainnya," terang Asep.

Sejalan dengan itu, Ketua Delegasi Timwas PMI DPR RI, Fahri Hamzah, menjelaskan sistem pemagangan seperti ini hanya ada di Jepang. Oleh karenanya ini merupakan peluang yang sangat bagus dan harus dimanfaatkan.

"Kami siap mendukung kerja sama (pemagangan) untuk pemenuhan pasar yang ada agar dapat berjalan dengan baik. Kami sepakat bahwa Jepang adalah negara terbaik dalam pemenuhan hak-hak pekerja," tegas Fahri.

Peserta pemagangan dapat menimba pengetahuan serta kompetensi mereka di 75 bidang kejuruan. Beberapa kejuruan yang menjadi favorit adalah manufaktur, konstruksi, perkapalan, pertanian, perikanan, perawatan mobil dan asisten perawat lansia.

Timwas PMI DPR RI juga melakukan kunjungan ke salah satu perusahaan penerima peserta pemagangan asal Indonesia, yaitu Tajima Light Metal Co. Ltd. Perusahaan ini bergerak di bidang pengecoran aluminium dan telah menerima peserta pemagangan asal Indonesia sejak tahun 1997.

Total peserta yang sudah diterima sebanyak 46 orang, di mana saat ini terdapat 8 orang peserta pemagangan asal Indonesia di perusahaan ini.
Untuk meningkatkan keahlian dan kompetensi angkatan kerja, Presiden Joko Widodo juga telah mencanangkan program pemagangan nasional kerja sama dengan KADIN dan APINDO. (mul/mul)

Hide Ads