Direktur Keuangan AP II Andra Y Agussalam mengatakan, perusahaan percaya untuk mulai mengembangkan bisnisnya di luar negeri, khususnya wilayah regional. Dengan pengalaman mengelola bandar selama 30 tahun, AP II yakin bisa memenangkan tender tersebut.
"Ya masa kita didatangi orang lain masuk terus mengoperasikan bandara kita. Kita mau juga masuk ke regional," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (7/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: AP II Bangun Terminal 4 Bandara Soetta 2021 |
AP II sendiri mengaku diundang oleh Pemerintah Filipina untuk mengikuti lelang tersebut. Perusahaan akan ikut proses lelang bersama dengan AirAsia dan perusahaan swasta lokal Filipina.
"Tendernya sudah dimulai tadi Pak Awal (Dirut AP II) mau ke Manila. Kita masuk dengan Grup AirAsia dan dengan lokal perusahaan," tambahnya.
Ketiga perusahaan akan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV). Mereka sudah mempersiapkan dokumen hingga perkiraan potensi kontribusi yang bisa diberikan selama 30 tahun beroperasi.
"Ini lagi berproses. Pesertanya saya lihat ada juga Zurich Airport, atau Changi Airport," terangnya.
Untuk perusahaan patungan itu, AP II akan mendapatkan jatah saham 35%. Perusahaan memperkirakan kebutuhan dana untuk menyuntikkan modal dari porsi itu sekitar Rp 350 miliar.
Bandara Internasional Clark sendiri merupakan bekas pangkalan udara tentara Amerika Serikat (AS), U.S. Air Force saat perang dengan Filipina. Pangkalan udara itu sempat ditutup pada 1991 dan dibuka kembali sebagai Clark Special Economic Zone (CSEZ). (das/ara)