Curhat Petani Garam: Musim Hujan 4 Lahan Tambak Gagal Panen

Curhat Petani Garam: Musim Hujan 4 Lahan Tambak Gagal Panen

Arif Syaefudin - detikFinance
Kamis, 08 Nov 2018 14:27 WIB
Petani garam di Rembang-Jawa Tengah/Foto: Arif Syaefudin/detikcom
Rembang - Para petani garam di Rembang mulai berhenti beraktivitas menggarap lahan tambak garam. Hal itu karena saat ini telah mulai memasuki musim penghujan. Terlebih dewasa ini sejumlah wilayah di Kabupaten Rembang telah diguyur hujan.

Salah seorang petani garam, Warsin warga Desa Tambakomben Kecamatan Kaliori menyebutkan, garam yang dijemur secara otomatis akan mencair dan rusak jika diguyur air hujan. Sehingga, saat musim penghujan tiba, para petani tidak akan bisa memproduksi garam.


"Ya ini saya panen terakhir, kayanya saya petani disini yang paling terakhir panen. Semalam turun hujan cukup deras, ada 4 lahan tambak yang saya garap gagal panen semua, ini beruntung ada yang sebelumnya sudah saya keruk, jadi ini tinggal angkut," kata Warsin saat ditemui detikcom, Kamis (8/11/18).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya gagal panen, Warsin mengakui kualitas garam yang sebelumnya telah dikeruk menjadi buruk karena bercampur dengan lumpur akibat guryuran hujan semalam. Imbasnya, harga garam pun diprediksi turun drastis.


"Kemarin terakhir saya jual sekitar Rp 1.000 sampai Rp 1.200, tapi belum tahu kalau ini. Apalagi kondisinya seperti ini, ya itu jelek gitu campur lumpur. Paling ya dibawah Rp 800 ini," imbuhnya.

Petani lainya, Suparman, warga Desa Purworejo Kecamatan Kaliori, mengatakan, nantinya lahan tambak garam miliknya yang menganggur ketika musim penghujan rencananya akan dialihfungsikan menjadi lahan tambak bandeng.


"Kemarin selama musim kemarau selama 6 bulan kalau gak salah kita garuk garam, sekarang sudah mulai stop. Garam kita jual ke pengepul, sama pengepulnya mungkin nanti ya ditimbun dulu di gudang buat stok pas musim penghujan," jelasnya. (hns/hns)

Hide Ads