Adapun salah satu sentimen yang menjadi penopang indeks adalah rilisnya suku bunga acuan (BI-7 Days Repo Rate) pada (15/11) yang sesuai dengan keinginan pasar untuk menjaga dana asing melalui kenaikan 25 basis poin menjadi 6%, kenaikan tersebut dinilai akan menjadi sentimen positif guna stabilitas nilai tukar Rupiah.
Sementara itu, rilisnya laporan neraca perdagangan bulan Oktober 2018 yang tercatat defisit sebesar US$ 1,82 miliar tidak mampu menyurutkan optimisme para pelaku pasar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, indeks utama bursa saham AS ditutup menguat inline dengan bursa saham global yang mayoritas ditutup dalam zona hijau. Indeks Dow Jones naik 0.83%, S&P dan Nasdaq terangkat 1.06% dan 1.72%.
Penguatan ini dikarenakan adanya isu yang menyatakan pihak Amerika akan menghentikan tarif lebih lanjut atas impor China. Hal tersebut mendorong asumsi pelaku pasar bahwa pertemuan China dan AS kali ini akan berhasil meredakan perang dagang.
Selain itu, isu tersebut juga didukung oleh pernyataan oleh Perwakilan Perdagangan AS Robert Lighthizer bahwa tarif atas impor China selanjutnya masih akan ditahan.
IHSG ditutup menguat sebesar 1.7% ke level 5.955. IHSG ditutup bullish dengan indikator Stochastic bullish, MACD histogram masih bergerak naik dengan volume meningkat. Kami perkirakan IHSG berpotensi menguat dengan pergerakan di kisaran 5.926 - 6.030. (fdl/fdl)