"Kita kan dari awal follow up costumer, salah satunya kan Asian Agri, trading company-nya di sini, dia untuk memasarkan produk yang di Indonesia," ujar Aris di Kantor Cabang BRI Singapura, Sabtu (17/11)2018).
Pembukaan L/C, sejalan dengan misi pemerintah dalam menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pemerintah juga mewajibkan eksportir komoditas perkebunan, pertambangan, perikanan untuk membawa devisa hasil ekspor (DHE) ke tanah air.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Penampakan Kantor BRI di Singapura |
Untuk membawa DHE pulang kampung, maka diperlukan L/C dari perbankan nasional, salah satunya BRI yang membuka cabang di Singapura. Jika sudah memiliki L/C maka DHE otomatis masuk ke Indonesia.
"Itu kesempatan buat kita, karena sudah kewajiban LC, kalau kita mau beli CPO dari Indonesia harus pakai LC, artinya kalau mau beli kita tawarkan LC, banyak yang cari kita," terang Aris.
Aris menuturkan, ada lima negara yang akan membuka L/C dengan BRI. Sebanyak dua perusahaan akan rampung pada akhir tahun 2018, tiga sisanya diharapkan selesai pada 2019.
Aris berharap, dengan aturan DHE dan pembukaan L/C banyak perusahaan atau eksportir yang Indonesia yang memiliki kegiatan di Singapura menjadi nasabah emiten perbankan yang berkode saham BBRI ini.
Hanya saja dibutuhkan ekstra effort untuk menjadikan eksportir atau perusahaan yang selama ini sudah membuka L/C dengan bank asing.
"Kadang orang mikir sudah nyaman menjadi nasabah itu, ini kan LC baru baru saja, ada faktor trust bukan berarti produk kita, sedangkan mereka juga sudah ada LC dengan bank asing lain," ujar dia.