-
Kementerian perhubungan menghentikan sementara dua pekerjaan proyek infrastruktur yaitu pembangunan jalur kereta cepat Jakarta Bandung dan proyek pembangunan LRT Jabodebek di ruas tol Japek KM 11 sampai 17.
Langkah ini dilakukan untuk mengurangi kepadatan di tol Jakarta -Cikampek (Japek) yang sudah cukup parah.
Jalur Japek memang sudah lama padat. Tiga proyek besar yang dibangun secara bersamaan di jalur tersebut tak menampik terciptanya 'jalur neraka' di jalan tol yang memang juga sudah lama padat tersebut.
Proyek tol layang Jakarta-Cikampek menjadi prioritas lantaran akan digunakan untuk mendukung arus mudik 2019. Jalur ini diharapkan mampu menopang kelancaran mudik Jakarta-Surabaya lewat Trans Jawa yang akan rampung pada akhir tahun ini.
Di sisi lain, dua proyek lainnya, kereta cepat Jakarta-Bandung dan LRT Jabodebek juga tak kalah pentingnya untuk bisa diselesaikan pada 2019 mendatang. Lantas, bagaimana tanggapan para pemilik proyek? Kemudian apa dampaknya jika proyek pengerjaan dihentikan?
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menjelaskan pihaknya menghentikan sementara dua pekerjaan proyek infrastruktur yaitu pembangunan jalur kereta cepat Jakarta Bandung oleh KCIC dan proyek pembangunan LRT Jabodebek di ruas tol Japek KM 11 sampai 17.
"Kita akan minta LRT dan KCIC (kereta cepat) tidak dulu berkonstruksi di daerah kilometer 11 sampai kilometer 17. Jadi sementara ini tidak ada kegiatan di sana. Selain itu, kami juga akan mengevaluasi kegiatan Waskita Karya interchange di kilometer 24," kata Budi Karya.
Ia menjelaskan, adanya beberapa pembangunan Proyek Strategis Nasional di lintas Tol Jakarta - Cikampek seperti, pembangunan tol layang (elevated) Jakarta-Cikampek, Kereta Api Cepat Jakarta-Bandung, dan LRT Jabodebek, berdampak pada meningkatnya kemacetan lalu-lintas di jalan tol tersebut.
Budi Karta meminta penghentian pekerjaan proyek ini dilakukan dalam beberapa bulan ke depan
"Atau jika dimungkinkan (penghentian pengerjaan proyek) hingga jelang Lebaran tahun depan," kata dia.
Direktur Utama PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Desi Arryani mengatakan penundaan pengerjaan proyek merupakan persiapan dari tol Trans Jawa yang tak lama lagi akan segera dioperasikan.
"Tidak lama lagi trans jawa akan beroperasi tetapi ditahan di Jakarta-Cikampek karena Jakarta-Cikampek belum selesai. Oleh karena itu manfaatnya masih kurang optimal, sehingga dari Jakarta ke Surabaya itu masih tersendat hanya di Jakarta-Cikampek. Untuk itu kita ingin memaksimalkan supaya Trans Jawa ini bisa betul-betul bermanfaat optimal," ujar Desi.
Sementara itu, Desi mengimbau kepada masyarakat yang hendak melalui ruas tol Jakarta-Cikampek agar melakukan perjalanan pada siang hari. Hal ini mengingat window time (waktu) pengerjaan proyek di ruas tol tersebut adalah pada pukul 22.00 - 06.00 WIB.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan, Hengki Angkasawan menindaklanjuti hal kebijangan penghentian pengerjaan proyek, pemerintah juga telah menyiapkan langkah-langkah untuk mengurangi tingkat kemacetan di tol Japek.
Di antaranya dengan kebijakan ganjil-genap di gerbang tol Bekasi Barat, Bekasi Timur dan sedang disosialisasikan di pintu Tambun.
Kemudian, pembatasan jam operasional angkutan barang golongan III, IV dan V yang melintas di Tol Japek, serta pemberlakuan lajur khusus angkutan bus di tol yang berlaku setiap Senin+Jumat pukul 06.00 - 09.00 WIB kecuali hari libur nasional.
Sebagai kompensasinya, pemerintah melalui BPTJ menyediakan angkutan masal yaitu bus premium, sebagai transportasi pilihan selain kendaraan pribadi bagi masyarakat yang ingin menuju ke arah Jakarta.
"Kemarin bapak Menhub mengatakan pemberlakuan ganjil genap dan pembatasan jam operasional angkutan barang akan di perpanjang menjadi mulai pukul 05.00 WIB sampai dengan pukul 10.00 WIB agar lebih berdampak pada meningkatnya kelancaran lalu lintas di jalan bebas hambatan tersebut," jelas dia.
Ia menjelaskan, pihaknya hanya menghentikan pengerjaan proyek yang membuat jalanan tol Japek macet.
"Pada dasarnya kami minta kepada pelaksana tiga proyek ini untuk secara bergantian melakukan pengerjaan proyek di area-area yang tingkat kemacetannya tinggi dengan melakukan manajemen waktu dan lokasi. Jadi pengerjaan tiga proyek tersebut tidak dilakukan secara bersama-sama," jelas Hengki.
Direktur Operasi II PT Adhi Karya (Persero) Pundjung Setya Brata menjelaskan, pihaknya masih perlu koordinasi secara rinci terkait kebijakan tersebut.
"Masih perlu kita koordinasikan, belum sampai ke sana. Kita perlu disepakati bersama secara detail yaitu bagaimana rekayasa lalu lintas. Apakah betul-betul pekerjaan kita mengganggu atau tidak," kata dia kepada detikFinance.
Ia menjelaskan, pengerjaan pembangunan proyek light rail transit (LRT) tidak mengganggu pengguna jalan di jalur tol. Dari kebijakan tersebut ia menjelaskan, pengerjaan proyek tidak bisa distop bahkan di KM 13 ada proyek yang seharusnya bisa segera diselesaikan
"Kalau saya lihat sebetulnya pekerjaan kita itu tidak mengganggu jalan tol kemudian yang kedua di KM 13 itu adalah proyek yang sebenarnya perlu dilakukan percepatan. Supaya keselamatan konstruksi itu bisa dijamin," jelas dia.
Namun, kebijakan ini tampaknya belum final pasalnya Pundjung menjelaskan, pihaknya akan meminta penjelasan secara rinci kepada Kementerian Perhubungan mengenai hal ini.
"Kalau saya nanggapinya gini kan, kalau kita lihat langsung dari rekaman lebih kepada rekayasa lalu lalulintasnya ya yang diutamakan. Selama bisa dilakukan rekayasa lalu lintas kan konstruksi jalan terus jadi mungkin itu satu yang harus dipahami," jelas dia.
Ia menjelaskan, saat ini ada beberapa proyek inti yang tidak bisa dihentikan pengerjaannya. Jika dihentikan, pembangunan proyek LRT tidak akan sempurna.
"Kalau LRT kan so far sebenarnya posisi pengerjaan sendiri sudah di luar badan jalan. Nah yang disebut di kilometer 14 itu rentang panjang jembatan, jembatan yang sekarang lagi on going," kata dia.
PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) merespons keputusan Kementerian Perhubungan untuk menghentikan sementara pengerjaan proyek kereta cepat di area Tol Jakarta-Cikampek (Japek), yaitu di kilometer (Km) 11 sampai dengan 17.
General Manager Technical Design Management KCIC Rachman Suhanda menerangkan, pekerjaan proyek kereta cepat sebetulnya bisa dipastikan tidak akan menyebabkan kemacetan di Tol Japek.
"Perlu diketahui, kegiatan KCIC ini berada di sisi terluar interchange (simpang susun) Cikunir, sehingga dapat dipastikan tidak akan mengganggu kelancaran lalu lintas," kata Rachman secara tertulis kepada detikFinance, Rabu (21/11/2018).
Selain itu KCIC memastikan pekerjaan proyek di area tersebut tidak menimbulkan kemacetan. Yang jelas saat ini KCIC juga belum aktif menggarap konstruksi kereta cepat di Km 11-17, sehingga kemacetan yang terjadi saat ini bukan disebabkan oleh pekerjaan proyek milik mereka.
"Saat ini kami pun belum mulai banyak pekerjaan struktur, baru sebatas buka lahan di pinggir pinggir tol. Tahun ini kami melakukan pekerjaan persiapan, kami akan kebutnya di 2019 sama 2020," ujarnya.