-
Pemerintah lewat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tengah mencari cara untuk mengatasi macet di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Kemacetan di tol ini parah sehingga membuat kendaraan yang melintas tersendat.
Kemacetan di Tol Japek ditengarai karena adanya proyek yang menumpuk di sana. Proyek itu antara lain, LRT Jabodebek, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Tol Japek Elevated.
Untuk mengatasi masalah ini, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mewacanakan untuk menghentikan sementara pekerjaan proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Tidak semua titik, hanya pada titik yang rawan macet yakni KM 11 sampai 17.
Kemarin, Budi Karya meminta agar Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengatur jadwal pekerjaan proyek di titik-titik yang macet. Jadi, pekerjaan di titik macet dilakukan bergantian.
Budi Karya menjelaskan penghentian pekerjaan itu bukan di semua lokasi tapi hanya di KM 11-17. Dia bilang, Kemenhub tidak akan menghentikan proyek secara membabi buta.
"Nggak ada yang kita berhentikan secara membabi buta," kata Budi Karya di DPR, Kamis (22/11/2018).
Menurutnya, pekerjaan proyek sebaiknya tidak menumpuk di satu titik sehingga membuat jalan menjadi sempit. Dia menambahkan, jika belum perlu, sebaiknya pekerjaan dilakukan di lokasi lain.
"Yang saya anjurkan adalah duduk sama-sama. Kalau mengerjakan jangan bertumpuk di satu tempat sehingga membuat penyempitan. Kalau membangun sesuai dengan target, kalau belum perlu melaksanakan di situ, mengapa mesti dilaksanakan di situ, di tempat yang lain," terang Budi Karya.
Dia menambahkan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), bersama Kementerian PUPR, Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), PT Jasa Marga (Persero) Tbk, dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan bertemu membahas penghentian tersebut.
"Ya kira-kira yang di 11-17 (kilometer 11-17) itu mesti kita rapatkan, siapa yang berkonstruksi di situ dan kapan," terang Budi.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mengatakan, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menugaskan dirinya untuk mengatasi kemacetan di Tol Japek. Hal itu diungkapkan Bambang usai rapat dengan Menhub kemarin sore di Kementerian Perhubungan.
Menhub meminta Bambang untuk menentukan titik-titik mana yang rawan macet.
"Tadi rapat ini adalah kesekian kali, ini berkali-kali, Pak Menteri mimpin langsung. Tadi kita sepakati menentukan titik krusial penyebab kemacetan di mana saja. Pertama adalah di Bekasi, di Kali Bekasi itu ada pekerjaan LRT. Kemudian di Cikunir, karena di Cikunir ada kegiatan yang masif elevated toll road, sama kegiatan Kereta Cepat Jakart-Bandung," ujar Bambang di Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (22/11/2018).
Selain itu, Bambang juga ditugaskan mengatur jadwal pekerjaan proyek di titik kemacetan tersebut. Jadwal pekerjaan proyek itu akan ditentukan besok.
"Oleh karena itu Pak Menteri menugaskan saya, kalau bekerja bersama di situ menyebabkan crowded. Sekarang saya ditugaskan Pak Menteri, untuk menentukan, kami rapat besok kira-kira di Cikunir siapa yang duluan kerja, siapa yang gantian," jelas Bambang.
Sementara, bagi yang tidak mendapat giliran bekerja di titik macet tersebut, akan diarahkan untuk mengerjakan di titik lain, sehingga tidak ada proyek yang tertunda.
Bambang menambahkan jeda waktu giliran pekerjaan proyek ini bukan bulan, tapi hanya mingguan.
"Itu nggak bulan, itu kan cuma hitungannya mingguan. Itu giliran. Selama belum bekerja di sini, dia bekerja di titik lain. Sekali lagi tidak ada penundaan proyek, yang ada mengatur pekerjaan proyek di titik yang ada. Jangan bekerja satu titik dong," terangnya
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Bambang Prihartono mendapat tugas dari Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi untuk mengatasi macet di Tol Jakarta-Cikampek (Japek). Minggu depan Bambang mesti membuat Tol Japek lancar.
"Kami dipercaya Pak Menteri, diberi tugas Pak Menteri, supaya dalam waktu minggu depan kondisi jalan Jakarta-Cikampek harus sudah lancar. Itu PR kami, izinkan kami kerja dulu, kami nanti kasih informasi bagaimana perkembangan di lapangan dan kebijakan-kebijakan apa yang diterapkan kemudian," kata Bambang usai rapat di Kementerian Perhubungan kemarin.
Pada rapat tersebut, Bambang juga diminta untuk mengatur jadwal pekerjaan proyek di titik yang rawan macet yakni Bekasi dan Cikunir. Sehingga, pekerjaan proyek tidak dilakukan secara bersamaan.
Nantinya, bagi yang tidak menggarap di titik rawan macet akan diarahkan ke titik lain sehingga tidak ada proyek tertunda.
"Selama belum bekerja di sini, dia bekerja di titik lain. Sekali lagi tidak ada penundaan proyek, yang ada mengatur pekerjaan proyek di titik yang ada. Jangan bekerja satu titik dong," terangnya.
Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, BPTJ sebenarnya sudah berupaya mengurangi macet. Di antaranya ialah penerapan ganjil-genap serta jam operasi truk.
"Kami sudah bekerja, apa itu buktinya kami sudah menerapkan sosialisasi ganjil-genap pintu Tol Tambun. Kami sudah mengalihkan truk-truk yang dilarang jalan mulai pukul 6-9," tutupnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan buka suara terkait penghentian pekerjaan tersebut. Menurutnya, itu untuk kemacetan parah di Tol Japek.
"Tidak ada masalah, karena memang di Japek trafficnya begitu padat jadi Kemenhub (Kementerian Perhubungan) dialihkan sedikit supaya jangan sampai seperti sekarang," ujar Luhut di Kompleks Istana Presiden kemarin.
Luhut juga mengatakan, penghentian sementara itu untuk mencegah kemacetan parah saat mudik Lebaran tahun depan. Seperti diketahui proyek LRT Jabodebek dan Tol Layang Japek sedang berjalan bersamaan dan imbasnya terjadi penyempitan jalan.
"Banyak keluhan di situ karena dua-dua sekaligus kan, jadi ya habis-habisan macetnya," tutur Luhut.
Dia menambahkan penghentian itu sama sekali tidak menjadi hambatan dalam penyelesaian proyek LRT Jabodebek. Dia juga meminta pihak-pihak yang terlibat di proyek LRT Jabodebek memaklumi kebijakan Menhub yang tujuannya untuk melancarkan arus lalu lintas di Tol Japek.