Hal tersebut bisa terjadi jika Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping gagal mencapai kesepakatan perdagangan sebelum akhir tahun.
Karena tarif mulai berlaku pada akhir September, tas, parfum, dompet, topi dan mantel bulu adalah salah satu dari 5.700 barang dari China yang telah dikenakan tarif 10%. Adapula sepeda, sarung tangan baseball dan tas golf. Kasmir yang diimpor untuk sweater juga tidak luput dari pajak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembeli mungkin beruntung pada musim Thanksgiving ini, tetapi mereka akan membayar lebih banyak datang pada musim semi," tambahnya.
Black Friday tahun depan bisa sangat berbeda jika Trump dan Presiden China Xi Jinping gagal mencapai kesepakatan perdagangan sebelum akhir tahun. Sebelumnya Trump mengatakan dia akan menaikkan tarif 10% menjadi 25%.
"Setelah Anda mencapai angka 25% itu, saat itulah Anda akan melihat kenaikan harga lebih untuk konsumen akhir," kata Christopher Shaker, seorang analis dan mitra produk konsumen perusahaan audit, pajak, dan konsultasi untuk pasar menengah.
Sementara itu, perusahaan ritel Walmart dan Target sudah memperingatkan bahwa kenaikan tarif itu dapat menyebabkan harga lebih tinggi.
Trump sendiri dijadwalkan bertemu dengan Xi Jinping minggu depan di sela-sela KTT G20 di Argentina untuk membahas perdagangan.
Tetapi kesepakatan jauh dari kepastian. Awal pekan ini, China membatalkan pertemuan awal dengan perwakilan dari AS menjelang KTT.
China telah membalas kenaikan tarif US$ 110 miliar untuk produk AS dan kemungkinan akan merespons lebih banyak jika Amerika Serikat terus menaikkan tarif pada bulan Januari.
Secara total, Amerika Serikat menerima 41% dari impor pakaiannya dari China. 80% di antaranya dari aksesori, dan 73% alas kaki.
Tonton juga 'Cara Pemerintah Manfaatkan Perang Dagang AS-China':
(eds/eds)