Melihat potensi tersebut Kepala Sekolah SMA 1 PSKD Jakarta Pusat Yohannes Siagian, punya pandangan yang luas soal membuat bibit unggul yang akan menjadi pemain-pemain yang dibutuhkan dalam industri electronic sport atau Esport. Selain memiliki program binaan di sekolahnya untuk menerima siswa yang ingin menjadi atlit Esport.
Sekolah ini juga memiliki beberapa program binaan lain di industri game, yaitu program pembuatan game, pembibitan atlit profesional game sampai media dan broadcasting yang khusus membuat konten game.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan, saat ini perkembangan Esport di Indonesia berkembang dengan pesat. Setelah pada pertengahan tahun lalu Esport masuk dalam salah satu cabang olahraga dalam Asian Games 2018 para gamers merasa diberikan pengakuan. Dalam skala pofesional, para atlit Esport Indonesia saat ini bahkan banyak yang sudah sukses dengan memiliki prestasi di tingkat nasional dan internasional.
Baca juga: Sumber-sumber Uang Para Pemain Game |
Mengenai pendapatan pun tidak main-main, banyak diantara para atlit game papan atas dalam Esport sudah mapu mengantongi Rp 100 juta/bulan dari berbagai sumber pendapatan.
Tidak hanya itu, lapangan pekerjaan baru untuk event organizer khusus helatan game juga banyak dibutuhkan. Selain itu industri game juga akan membutuhkan ahli dalam media dan broadcasting untuk menggarap konten dan suguhan dari permainan game yang akan disuguhkan pada para penonton yang menyukai turnamen Esport.
"Kadang haya nyangkut di situ, jadi banyak yang menganggap bahwa Esport itu hanya main game. Padahal bukan, Esport itu menyangkut sebuah game yang mencakup juga membuat konten online. Membuat konten event itu masuk ke konten, Esport itu lumayan banyak aspeknya," jelas dia.
Tonton juga 'Serunya Turnamen DOTA 2 dan PUBG Berhadiah Rp 6 Miliar':