Ia mengatakan dana desa telah membantu pembangunan ragam infrastruktur desa seperti jalan, jembatan, embung untuk pengairan, saluran irigasi, dan lainnya. Ke depan, ia ingin dana desa mulai bergeser membantu desa dari sisi pemberdayaan ekonomi dan inovasi desa.
"Saya ingatkan. Satu, baik jalan, jembatan, irigasi, embung, PAUD, saya titip agar pembelian materialnya itu dilakukan di desa itu juga. Kalau di desa itu tidak ada, beli paling jauh di kecamatan. Agar uang itu berputar di desa atau maksimal kecamatan," katanya dalam keterangan tertulis Kemendes PDTT, Senin (26/11/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain material, Jokowi juga berpesan agar pembangunan dana desa merekrut pekerja dari desa setempat. Menurutnya, selain memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat setempat, cara tersebut juga akan meningkatkan perputaran uang di desa.
"Orang di desa, tenaga kerja itu setelah dibayar, uangnya, belinya juga di desa itu. Sehingga uangnya ya muter di situ. Setelah lima tahun berjalan, penurunan kemiskinan, stunting, gizi buruk akan kelihatan itu," ujarnya.
Hal tersebut dikatakannya saat menghadiri kegiatan Evaluasi Kebijakan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Sosialisasi Prioritas Penggunaan Dana Desa tahun 2019 di Kota Palembang, Minggu (25/11/2018).
Jokowi juga menjelaskan soal anggaran dana desa yang setiap tahunnya mengalami kenaikan. Tahun ini, kata dia, nilainya mencapai Rp 60 triliun sementara tahun depan Rp 70 triliun.
"Anggaran dana desa yang dikucurkan ke seluruh Tanah Air, tahun 2015 sebesar Rp 20 triliun, tahun 2016 Rp 47 triliun, tahun 2017 Rp 60 triliun, dan tahun 2018 Rp 60 triliun. Tahun depan Rp 70 triliun. Jadi sampai saat ini sudah Rp 187 triliun. Kita salurkan ke kurang lebih 74 ribu desa di seluruh Tanah Air," sambungnya.
Sebelumnya, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo yang mendampingi Jokowi pada kegiatan tersebut, mengatakan dana desa memiliki dampak cukup besar yang telah diakui oleh dunia. Tercatat, sebanyak 23 negara telah dikirim ke Indonesia untuk belajar mengelola dana desa dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Indonesia.
"Bahkan Dana Internasional untuk Pengembangan Agrikultural (IFAD), Bank Dunia, telah merujuk Indonesia untuk dijadikan contoh pembangunan desa di dunia," ujar Eko.
dalam kesempatan itu, Eko juga mengingatkan agar kepala desa tidak perlu takut dalam mengelola dana desa. Menurutnya, selama tidak korupsi, kepala desa tidak akan dikriminalisasi. Untuk mengetahui kabar lainnya dari Kemendes PDTT klik di sini.
Tonton juga 'Dana Desa Alirkan Air Bersih ke Bromo Tengger':