Penguatan nilai rupiah ini tidak terlepas dari aksi Bank Indonesia (BI) yang sigap menjaga stabilitasnya. Bank sentral tidak ragu untuk melakukan intervensi demi rupiah tetap perkasa terhadap dolar AS.
Akai sigap BI menjaga stabilitas nilai tukar pun mendapat apresiasi dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Berikut berita selengkapnya:
Jokowi: BI Taringnya Keluar
Foto: Dolar AS/ Selfie Miftahul Jannah
|
"Selamat kepada Bapak Gubernur BI dan segenap jajaran BI bahwa di tengah gejolak global yang terus mengguncang kita, BI terus membela kurs rupiah," kata Jokowi saat membuka acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jakarta, Selasa (27/11/2018).
Jokowi menyadari, yang dilakukan BI dalam menstabilkan nilai rupiah bukan lah perkara yang mudah. Karena hal itu dilakukan setiap hari.
Selain itu, Jokowi juga menyebut langkah Bank Sentral Indonesia itu menaikkan suku bunga acuan pun patut diacungi jempol karena ekonomi dunia tengah dilanda ketidakpastian.
Keputusan menaikkan suku bunga pun disambut baik oleh pasar lantaran bertolak belakang dengan hasil survei yang menyebutkan bahwa mayoritas ekonom memprediksi Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan.
"Dan persepsinya, BI menunjukkan ketegasan, determinasinya untuk membentengi rupiah. Dan mungkin dalam bahasa keseharian kita, ya bisa saja disebut taringnya BI keluar. Keberanian seperti ini yang kita butuhkan di saat menghadapi kondisi ekonomi dunia yang sekarang ini kita lihat banyak ketidakpastian," ungkap Jokowi.
Ini yang Buat Rupiah Perkasa
Foto: Dolar AS/ Selfie Miftahul Jannah
|
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan sepanjang tahun 2018 nilai tukar rupiah jatuh bangun terhadap dolar AS.
"Meskipun masih mendapat tekanan depresiasi nilai tukar rupiah relatif terjaga di tahun 2018 dan pada akhir-akhir ini menguat," kata Perry dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di JCC, Jakarta Selatan, Selasa (27/11/2018).
Perry menyebut, stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditopang oleh penurunan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang lebih aman.
Selanjutnya, stabilitas sistem keuangan yang terjaga dan kenaikan pertumbuhan kredit perbankan yang berlanjut di 2019 juga memberikan dampak baik terhadap nilai tukar rupiah.
Rupiah Masih Kemurahan
Foto: Ari Saputra
|
Hal itu diungkapkan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo usai acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (27/11/2018).
"Perkembangan nilai tukar alhamdulillah ini menguat tapi kami masih memandang level rupiah sekarang ini masih undervalue," kata Perry.
Yang dimaksud dengan undervalue adalah nilai rupiah masih berada di bawah nilai fundamentalnya.
Rupiah Sempat Keok oleh Mata Uang Dunia
Foto: Pradita Utama
|
Mengutip data RTI, Selasa siang (27/11/2018), rupiah terpantau mengalami pelemahan terhadap franc Swiss 0,23%, yuan China 0,05% dan yen Jepang 0,19%.
Sementara itu, rupiah hanya mengalami penguatan tipis terhadap Ringgit sebanyak 2 poin atau 0,06%. Rupiah juga unggul 0,14% terhadap peso Filipina dan riyal Arab Saudi 0,03%.
Lalu, nilai tukar stagnan terhadap mata uang Korea won. Nilai tukar rupiah melemah terhadap Dolar AS sebesar 10 poin atau 0,07% di level Rp 14.485.
Selain itu, rupiah pun ikut melemah terhadap dolar Australia sebesar 41 poin atau 0,39%. Diikuti euro yang menguat terhadap rupiah sebesar 36 poin atau 0,22%. Nilai tukar rupiah pun melemah terhadap dolar Singapura sebesar 6 poin atau 0,06%.
Halaman 2 dari 5