Harga BBM dan Listrik Tak Naik Bisa Jadi 'Bom Waktu Ekonomi' Jokowi

Harga BBM dan Listrik Tak Naik Bisa Jadi 'Bom Waktu Ekonomi' Jokowi

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 30 Nov 2018 10:52 WIB
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama
Jakarta - Pemerintahan kabinet kerja di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sampai saat ini masih menahan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan penugasan seperti Premium dan solar serta tarif listrik.

Harga minyak dunia yang sempat mengalami kenaikan membuat keuangan dua BUMN energi yaitu Pertamina dan PLN menjadi lebih ketat. Apalagi kedua perusahaan pelat merah itu harus menjaga harga BBM dan listrik tetap.

Direktur Program Indef Berly Martawardaya mengatakan, langkah Presiden Jokowi akan membuat keuntungan yang didapat dua BUMN tersebut semakin menipis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pilihan Presiden Jokowi untuk tidak naikan harga BBM setahun ini tanpa tambah subsidi di APBN menyebabkan beban tinggi pada Pertamina sehingga keuntungannya tergerus," kata Berly saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (30/11/2018).


Menurut Berly, kebijakan tersebut akan menjadi beban APBN jika tidak diambil langkah tegas untuk melakukan penyesuaian.

Selain BBM dan listrik, kata Berly, kebijakan tidak menaikkan iuran BPJS Kesehatan pun akan berujung sama pada APBN. Sampai saat ini, BPJS Kesehatan masih mengalami defisit yang cukup besar.

Selain itu, penyaluran Elpiji 3 kilogram (kg) subsidi yang belum tepat sasaran juga bisa menjadi beban APBN di tahun depan.


Oleh karena itu, pada tahun depan pemerintah diyakini melakukan penyesuaian harga-harga yang selama ini ditahan. Hal ini yang disebut sebagai 'bom waktu'.

"Harga BBM dan iuran BPJS perlu disesuaikan sehingga tidak gerogoti APBN," ungkap dia.


Tonton juga 'LBH Masyarakat: RKUHP Bom Waktu Rakyat Indonesia!':

[Gambas:Video 20detik]

Harga BBM dan Listrik Tak Naik Bisa Jadi 'Bom Waktu Ekonomi' Jokowi
(hek/ara)

Hide Ads