Bahaya 'Bom Waktu Ekonomi' Jokowi, Harga BBM dan Listrik Harus Naik

Bahaya 'Bom Waktu Ekonomi' Jokowi, Harga BBM dan Listrik Harus Naik

Hendra Kusuma - detikFinance
Jumat, 30 Nov 2018 13:02 WIB
Ilustrasi/Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan penugasan seperti Premium dan solar serta tarif listrik yang terus ditahan oleh pemerintah akan menjadi 'bom waktu' di tahun 2019. Oleh karena itu, siapapun presidennya nanti melakukan penyesuaian.

"Setelah pilpres, siapapun pemenangnya maka harga BBM, listrik, dan iuran BPJS perlu disesuaikan sehingga tidak gerogoti APBN. Subsidi Elpiji juga perlu diubah sistemnya sehingga tidak bocor pada kelompok menengah atas," kata Direktur Program Indef Berly Martawardaya saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Jumat (30/11/2018).


Berly menjelaskan, langkah pemerintahan kabinet kerja menahan harga BBM dan listrik membuat keuntungan dua BUMN energi yaitu Pertamina dan PLN semakin tergerus. Apalagi di tengah fluktuasinya harga minyak dunia dan kurs dolar AS yang tidak menentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh karena itu, Berly menilai siapapun yang akan menjadi pemimpin Indonesia di tahun depan, maka sudah seharusnya menaikkan harga BBM dan listrik. Serta mengatur penyaluran Elpiji 3 kilogram (kg).

"Pilihan Presiden Jokowi untuk tidak naikkan harga BBM setahun ini tanpa tambah subsidi di APBN menyebabkan beban tinggi pada Pertamina sehingga keuntungannya tergerus," ungkap dia.




Tonton juga 'Prabowo Analogikan Ekonomi Indonesia dengan Tubuh Manusia':

[Gambas:Video 20detik]

Bahaya 'Bom Waktu Ekonomi' Jokowi, Harga BBM dan Listrik Harus Naik
(hek/ara)

Hide Ads