.webp)
Ketua Perkumpulan Pemuda Tani Takalar, Daeng Siala, mengungkapkan berkat pembangunan pertanian saat ini yang modern, minat pemuda terjun ke dunia pertanian sangat tinggi. Sehingga semua lahan tidak ada lagi yang tidur dan petani pun tidak lagi yang generasi tua.
"Pemuda sudah banyak terjun ke sektor pertanian. Bisa dilihat, jika dulu lahan pertanian hanya ditanam satu kali setahun ditanam padi saja, tapi 2 tahun terakhir ini tidak ada lahan tidur karena ditanami komoditas hortikultura," demikian ungkap Daeng Siala saat berbincang dengan Dirjen Hortikultura dalam keterangan tertulis, Sabtu (15/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sebenarnya semangat kami adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebab orang tua kami bertani masih pakai cara lama. Kami anak muda lah yang harus mulai bertani dengan modern agar keuntunganya banyak," ungkapnya.
Sebab, mereka sendiri yang telah merasakan hasil dan keuntungan yang didapat.
"Alhamdulilllah hasilnya sekarang dirasakan. Kami pemuda tani tanam cabai rawit varietas maruti, harganya Rp 12.000 per kg. Dijual ke pasar-pasar Takalar hingga Makassar. Keuntungan kami dapat cukup banyak. Ini baru satu komoditas," paparnya.
Anggota Pemuda tani, Yayan Suherman menambahkan ke depan untuk memajukan pertanian guna meningkatkan kesejahteraan petani, perlu dibangun kerja sama dengan pihak perbankan dan pelaku usaha lainya. Sinergi ini sangat penting lantaran semangat pemuda tani sangat tinggi untuk menjadi petani kaya.
"Kami akan optimalkan semua lahan tidur di Takalar ini, bahkan di daerah sekitarnya. Inilah pentingnya sinergi dengan semua pihak terutama terkait pemodalan," pungkasnya.
Dirjen Hortikultura, Suwandi mengaku sangat mengapresiasi semangat pemuda-pemuda tersebut untuk menjadi petani khususnya membudidayakan tanaman hortikultura. Semangat ini tentu tidak terlepas dari budidaya pertanian yang sudah menggunakan alat mesin pertanian modern.
"Harapan saya, pemuda tidak hanya fokus di sektor hilirnya, tapi juga harus bisa membangun sektor hulu. Pemuda tani harus bisa membangun pasar juga yang bisa memotong rantai pasok. Jadi petani untung, konsumen pun tersenyum," terangnya.
Menurut Suwandi, salah satu terobosanya yakni pemuda bisa membangun pasar lelang khususnya cabai. Hal tersebut sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga di petani. Selain itu dapat memotong rantai pasok dengan pola pasar lelang, sehingga petani akan menikmati harga tertinggi dari penawar yang ada.
"Setelah berkembang pasar lelang ini, nantinya dikembangkan melalui pola e-commerce, penjualan online, pola resi gudang sayuran dan bentuk pasar lainnya yang lebih efisien, praktis dan up to date. Saya yakin di tangan pemuda bisa dengan cepat terwujud," paparnya.
Perlu diketahui, pasar lelang ini bukan membangun fisik bangunan baru, bukan hard system. Namun, yang dibangun adalah soft system-nya.
"Namun demikian, bagaimana mempertemukan antara sekelompok petani sebagai penjual dengan para pedagang sebagai pembeli dengan pola lelang," kata Suwandi. (idr/eds)
