Hal itu dia sampaikan dalam Focus Group Discussion (FGD) yang membahas prospek pengembangan dan peningkatan pemanfaatan gas bumi di Kalimantan. FGD melibatkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dan sejumlah badan usaha di sektor migas, salah satunya PT Bakrie & Brothers Tbk.
Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, mengatakan, cadangan gas di Kalimantan terbilang besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Suplai side, gimana kepastian alokasi gasnya. Kami tahu sampai saat ini ada alokasi gas mencukupi di Kalimantan Timur," katanya di Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu (19/12/2018).
Cadangan gas di Kalimantan belum sepenuhnya dioptimalkan untuk kebutuhan dalam negeri, sebagian diimpor dalam bentuk LNG atau gas alam cair.
"Kita tahu dalam setahun 30-40 kargo itu LNG (gas alam cair) kita ekspor dengan harga yang lebih murah ketimbang impor BBM," ujarnya.
Lanjut dia, Indonesia sendiri masih impor gas LPG sekitar 60% dari total kebutuhan. Jika cadangan yang ada bisa dioptimalkan untuk kebutuhan dalam negeri, menurutnya bisa mengurangi impor.
Untuk mendukung hal tersebut perlu dibangun infrastruktur pipa gas untuk menyalurkan gas, baik ke industri hingga ke rumah tangga.
"Perlu dibangun jaringan gas hingga desa, kelurahan di sepanjang desa sehingga ada konversi LPG yang impor 60% atau yang menggunakan minyak tanah (beralih) ke jaringan gas," tambahnya.
Tonton juga 'Melongok ke Kilang Badak, Produsen Gas Alam Cair Tanah Air':
(dna/dna)