Direktur Keuangan Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan, dalam penentuan angka tersebut masing-masing perusahaan, baik Inalum dan Freeport McMoRan selaku pemegang saham mayoritas sebelumnya PTFI menunjuk penasihat untuk menghitung nilai saham.
"Ya namanya negosiasi, dia sama advisor datang dengan valuasi-valuasi mereka, kita juga dengan advisor kita datang dengan valuasi kita. Kita tahu kalau nilainya yang diajukan pasti lebih tinggi. Kita juga meng-hire teknikal advisor yang meng-asses (assessment) apakah proyeksi dibuat sudah make sense atau tidak," ujarnya kepada detikFinance di kantornya, Kamis (27/12/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah komponen dalam perhitungan harga. Sebutnya terkait produktivitas pekerja, kandungan tambang, dan lain-lain.
"Misalnya, asumsi hari kerja di tambang, asumsi kandungan di dalam seperti apa, tingkat produksi apakah setinggi itu terus. Asumsi-asumsi itu orang keuangan saya tidak bisa meng-assess bahwa itu benar makanya kita pakai teknikal advisor. Dari aspek teknis kita bawa ke model keuangan untuk menghitung kembali valuasi dia seperti apa," jelasnya.
Ada sejumlah angka dalam negosiasi, meski ia tak mengingat secara persis. Dia melanjutkan, berkaitan dengan penghitungan nilai hak partisipasi Rio Tinto di PTFI ia serahkan ke Freeport McMoRan.
"Ada beberapa kali memang, angka-angkanya saya nggak hafal persis, tapi bolak-balik terus sampai pada satu titik kita sepakat US$ 3,85 miliar split-nya di antara mereka (Freeport dan Rio Tinto) terserah. Kalau kita split selalu disalahin, kenapa bayar Freeport sekian, tapi bayar porsi Rio Tinto sekian. Ini kan nggak imbang, kita nggak mau urus. Itu bagi-bagi urusan mereka," jelasnya.
Menurut Orias, Freeport mau melepas saham lantaran tak memberikan pengaruh besar pada kinerja perusahaan. Justru, kata dia, Rio Tinto yang berdampak besar.
"Jadi mereka perhitungan sendiri, posisi bagi Freeport McMoRan toh ada Rio Tinto yang ambil 40%, jadi kalau dia melepas 40% ke kita, sebenarnya dia nggak kehilangan apa-apa. Kalau dia ada kehilangan, sedikit. Selama ini 40% diambil Rio Tinto. Waktu kita bayar Rio Tinto yang disahamkan, dia kekurangan sebenarnya nggak banyak yang dikorbankan," ujarnya.
"Rio Tinto kehilangan opportunity dia, tapi kan kebijakan Rio Tinto mereka kebetulan mau keluar juga," tutupnya. (ara/ara)