Berubah Lagi, BEI Targetkan Jumlah Emiten di Atas 57 Perusahaan

Berubah Lagi, BEI Targetkan Jumlah Emiten di Atas 57 Perusahaan

Danang Sugianto - detikFinance
Rabu, 02 Jan 2019 13:49 WIB
Gedung BEI/Foto: Ari Saputra
Jakarta - Pada 2018 kemarin PT Bursa Efek Indonesia (BEI) telah memecahkan rekor dengan menjaring emiten baru sebanyak 57 perusahaan. BEI yakin tahun ini bisa menjaring lebih banyak dari itu.

Direktur Utama BEI Inarno Djayadi mengatakan, potensi untuk menjaring emiten baru di 2019 masih cukup besar. Oleh karena itu dirinya yakin jumlah emiten baru tahun ini bisa lebih dari 57 perusahaan.

"Kami harapkan lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2018 kami capai 57 perusahaan (listing/emiten baru). Harapkan tahun ini bisa lebih dari itu," ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada 2018, pencapaian jumlah emiten merupakan rekor baru sejak privatisasi bursa efek pada 1992. Menurutnya jika koordinasi dengan berbagai pihak terkait bisa dijaga, rekor itu bisa kembali dipecahkan.

"Kami pikir soal tahun ini, Insya Allah bisa lebih dari itu. Kuncinya sosialisasi dan edukasi, serta bekerja sama dengan stakeholder kita, seperti underwriter, OJK, atau Kementerian Keuangan, Kementerian BUMN. Kita bisa coba," tambahnya.

Saat ini jumlah perusahaan yang sudah masuk dalam pipeline BEI ada sebanyak 14 perusahaan. Namun menurutnya masih ada potensi sebanyak 40 perusahaan yang menunjukkan minatnya melakukan pencatatan saham di 2019.


Padahal Inarno saat penutupan perdagangan tahun kemarin mengatakan BEI memasang target hanya 35 emiten baru di 2019. Target tersebut sama dengan target 2018.

"Saat ini kita (realisasi emiten baru) 57 kita sebetulnya target 35. Kita sama targetnya 2019 di 35 juga walaupun kita optimis lebih dari itu," kata Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam konferensi pers Penutupan Perdagangan BEI 2018, di BEI Jakarta, Jumat (28/12/2018)

Dia mengatakan, target tersebut menunjukkan kondisi pasar tetap bagus kendati ada pemilihan presiden (Pilpres).

"Kita lihat historikal Pemilu sebelumnya memang korelasinya nggak terlalu signifikan adanya Pemilu, indeks, IPO, itu tetap bagus dan positif. Kita optimis Pilpres tidak mempengaruhi terlalu banyak pasar modal," paparnya. (das/ara)

Hide Ads