Menurut Sri Mulyani pencapaian tersebut menjadi bukti perekonomian Indonesia masih tergolong positif dan stabil. Apalagi, kondisi ini terjadi di tengah ketidakpastian global.
Baca juga: Top! Penerimaan Negara di 2018 Tembus 102% |
"Alhamdulillah bahwa dengan perekonomian yang tetap terjaga positif dan stabil.Termasuk karena kita pakai instrumen APBN secara aktif untuk menjaga ekonomi," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menjelaskan realisasi APBN sehat dan kredibel dilihat dari defisit yang jauh lebih kecil dibanding target APBN sebesar 2,19%, yakni 1,76% dari PDB.
Kemudian, angka keseimbangan primer sebesar negatif Rp 1,8 triliun dibanding proyeksi APBN negatif Rp 87,3 triliun.
"Pendapatan negara sebesar Rp 1.942,3 triliun melampaui target APBN atau sebesar 102,5%," kata Sri Mulyani.
Selain itu, realisasi belanja negara yang mencapai hampir 100%, yakni 99,2%. Dengan demikian realisasi mendukung target pembangunan di 2018.
"Pembiayaan negara tahun 2018 lebih rendah Rp 15,5 triliun dari target APBN. Sehingga tumbuh negatif dari realisasi 2017. Ini kita tutup dengan syukur," ujarnya. (hns/hns)