Untuk itu, dia mengaku ingin mengurangi beban tersebut jika terpilih dalam kontestasi pilpres 2019 nanti. Caranya dengan memaksimalkan pembangunan infrastruktur tanpa membebani keuangan negara dengan tambahan utang.
Namun, nominal utang yang menjadi tanggungan setiap anak di Indonesia versi Sandiaga berbeda dengan yang sebelumnya sempat diucapkan oleh pasangan capresnya, Prabowo Subianto. Beberapa waktu lalu, Prabowo sempat menyebutkan bahwa setiap bayi yang baru lahir di Indonesia saat ini telah menanggung utang Rp 9 juta.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beda Data Prabowo dan Sandiaga
Foto: Grandyos Zafna
|
"Sekarang setiap anak kecil di Indonesia sudah menanggung utang Rp 13 juta," kata Sandiaga saat ditemui di Lapas Klas IIB Mojokerto, Rabu (2/1/2019).
Meski tak merinci soal data tersebut, namun Sandiaga ingin mengurangi beban tersebut dengan tak menambah beban utang pemerintah jika kelak terpilih saat pilpres 2019 nanti. Salah satunya dengan tak menggunakan utang dalam membangun infrastruktur.
"Di bawah Prabowo-Sandi kami ingin lebih maksimalkan (pembangunan infrastruktur tanpa membebani keuangan negara) karena kami tidak ingin menumpuk utang yang semakin berat," katanya.
Namun jumlah tersebut ternyata berbeda dengan yang pernah disampaikan oleh Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto. Sebelumnya Prabowo sempat berujar, setiap bayi yang baru lahir di Indonesia saat ini telah menanggung utang Rp 9 juta.
Awalnya Prabowo menjabarkan analisis tim ekonomi Badan Pemenangan Nasional (BPN) Fuad Bawazier soal pendapatan per kapita masyarakat yang hanya mencapai US$ 1.900 per tahun. Seharusnya, pendapatan per kapita sebesar US$ 4.000.
"Saudara sekalian, para ahli mengatakan penghasilan kita per kapita adalah sekitar US$ 4.000 per tahun. Tapi dari US$ 4.000 itu, 49%, setengahnya, dikuasai oleh 1% rakyat kita," katanya pada Desember 2018 lalu.
"Jadi, kalau kita cabut yang 1%, kekayaan penghasilan kita setahun tinggal setengahnya, yaitu US$ 1.900. Itu kata penasihat saya, Pak Fuad Bawazier," sambung Prabowo.
Kemudian, eks Danjen Kopassus menyebut, setiap bayi yang baru lahir telah memiliki utang. Utang itu sekitar US$ 600 atau setara dengan Rp 9 juta.
"Tapi US$ 1.900 dipotong lagi utang. Ya, kita semua punya utang. Bahkan anakmu baru lahir punya utang. Utangnya kurang-lebih US$ 600. Jadi iya, utang kamu itu US$ 600. Kurang-lebih US$ 600 itu, berapa ya? Ya sekitar Rp 9 juta. Anakmu baru lahir, utang sudah Rp 9 juta," katanya.
Penjelasan Timses
Foto: Indra Komara/detikcom
|
"Prinsipnya sederhana sekali yaitu jumlah "utang" negara dibagi jumlah penduduk Indonesia yang sekitar 260 juta," ujar Fuad yang juga anggota Dewan Pembina Partai Gerindra kepada detikFinance, Rabu (2/1/2019).
Cuma, menurut Fuad, utang negara tersebut harus dirinci lagi, yaitu utang dari penerbitan surat berharga negara (SBN) atau SBN plus pinjaman luar negeri.
Selain itu juga harus dirinci tentang saldo utang tersebut, dari pemerintah sebelumnya atau hanya di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Tinggal utang negara yang dimaksud pembicara itu yang mana? SBN doang atau SBN plus pinjaman luar negeri. Saldo per kapan? Saldo sejak/dari pemerintahan yang dulu dulu atau hanya yang dibuat oleh rezim Jokowi? Juga termasuk utang BUMN yang dijamin pemerintah atau tidak," tutur mantan Menteri Keuangan itu.
Namun Fuad kemudian tak merinci lagi, soal jenis utang negara yang dimaksud oleh Prabowo dan Sandiaga itu yang mana.
Sandiaga Respons Perbedaan Data
Foto: Enggran Eko Budianto
|
"Itu tergantung kursnya nanti dihitung saja sendiri waktu dia menyebutnya berapa, Tapi intinya bahwa kita punya masalah utang sudah di atas Rp 5 ribu triliun dan itu kita warisi kepada anak cucu kita," kata Sandiaga kepada wartawan di Gedung Dewan Dakwah, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (2/1/2018).
Menurut Sandiaga, dirinya dan Prabowo akan menurunkan utang Indonesia dengan cara menahan impor.
"Prabowo-Sandi ingin merubah tren itu. Kita ingin pengelolaan yang lebih disiplin dari keuangan kita, kita ingin kuatkan ekspor kita, kita tingkatkan penerimaan kita, kita kurangi pengeluaran kita, kita kurangi impor kita sehingga kita punya dana lebih mulai mencicil utang," pungkas Sandi.
Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati hanya merespons dengan senyuman saat ditanyakan mengenai pernyataan soal tanggungan utang ini.
Ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Rabu (2/1/2019), saat awak wartawan menanyakan tudingan Sandiaga, Sri Mulyani hanya merespons dengan senyum dan tawa.
"He he he," kata Sri Mulyani singkat sembari tersenyum dan membalikkan badan menuju ke mobil.
Halaman 2 dari 4