"Investor yang mau masuk Indonesia kemungkinan besar akan mengalihkannya ke negara berkembang lain yang ceruknya hampir sama dengan Indonesia," kata Ekonom INDEF (Institute for Development of Economics & Finance) Bhima Yudhistira Adhinegara kepada detikFinance, Jumat (4/1/2019).
Bahkan, kata dia, kekhawatiran investor asing menanam modal di Indonesia sudah terlihat dari kuartal 3 2018.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sehingga investasi asingnya cenderung menahan diri. Itu sudah tercermin dari data kuartal 3 2018 BKPM, itu investasi asing FDI (foreign direct investment) turun 20% year on year," sebutnya.
Investor asing mengkhawatirkan ketidakpastian regulasi atau hukum jika terjadi pergantian pemerintahan.
"Karena dikhawatirkan terjadi pergantian rezim ada beberapa regulasi yang bisa menjadi ketidakpastian bagi investor. Ini terutama di investasi langsung dan jangka panjang, maka sensitivitasnya lebih ke FDI," paparnya.
Untungnya, lanjut Bhima, investasi dari investor domestik masih cukup baik meski di tahun politik. Seperti di kuartal 3 2018, kata dia investasi domestik naik 30%.
"Ini menunjukkan investor domestik yang bisa diharapkan mendorong realisasi investasi. Karena mereka lebih imun terhadap tahun politik, dan mereka bisa melihat jangka lebih panjang daripada investasi asing yang masuk," paparnya. (zlf/zlf)