Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa dalam pembangunan tol Japek layang, waktu kerja merupakan hambatan dalam pengerjaan tol tersebut. Sebab, proyek ini dibangun di tol yang aktif yaitu tol Jakarta-Cikampek Existing.
"Ya kendalanya di waktu aja, kan ruang kerjanya terbatas, karena di tempat yang sama itu kan jalur utama, sehingga dia hanya bisa kerja malam hari, nggak bisa penuh," jelasnya kepada detikFinance, Jumat (4/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum lagi ada libur yang buat berhenti, akhirnya kan mengurangi waktu kerjanya, jadi cuma itu aja, ini memang dikejar tapi waktu kerjanya nggak bisa maksimal," ujarnya.
Berbeda dengan proyek-proyek tol lainnya yang dapat dikerjakan di siang hari. Tol layang ini hanya dapat dikerjakan pada malam hari untuk meminimalisir kecelakaan kerja.
"Kalau (proyek) yang lain kan kalau siang (kerjanya) kurang bisa ditambah malam, kalau ini cuma boleh kerja malam, dia kan erection (girder), (bawa) erection kan nutup jalan," terangnya.
Dengan kendala-kendala tersebut, Herry mengatakan akan terus meningkatkan pengerjaan tol agar dapat beroperasi secara fungsional pada Lebaran 2019.
"Diharapkan ini sih dikejar semua (konstruksinya) untuk bisa fungsional di hari raya, masih sekian bulan lagi kita upayakan," tutupnya.
Baca juga: Daftar Proyek Tol Jasa Marga yang Kelar 2019 |
Tonton juga 'Jokowi Minta Tol Bakauheni-Palembang Dipercepat untuk Lebaran, Bukan Pemilu':
(eds/eds)