Genap Usia 43 Tahun, Apa Rencana Inalum Setelah Akuisisi Freeport?

Genap Usia 43 Tahun, Apa Rencana Inalum Setelah Akuisisi Freeport?

Robi Setiawan - detikFinance
Senin, 07 Jan 2019 23:37 WIB
Foto: Dok. Inalum
Jakarta - PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum terus berupaya berkontribusi untuk membangun negeri. Inalum juga terus mengejar proses hilirisasi yang juga merupakan proyek strategis nasional.

Misalnya di Sumatera Utara Inalum berkontribusi kepada masyarakat sekitar melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) serta corporate social responsibility (CSR) dengan anggaran yang telah disalurkan sebesar Rp 29 miliar.

Dalam 43 tahun perjalanannya sejak didirikan pada 6 Januari 1976, Inalum telah bertransformasi dari perusahaan yang dikuasai oleh konsorsium Jepang menjadi BUMN pada 19 Desember 2013, dan ditunjuk menjadi Holding Industri Pertambangan pada 27 November 2017.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Inalum yang saat ini menaungi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk, dan PT Freeport Indonesia telah berhasil memproduksi produk turunan aluminium berupa billet dan foundry alloy, melakukan uji coba proyek optimalisasi dan upgrading tungku peleburan, dan finalisasi studi kelayakan untuk pengembangan smelter baru.

Inalum diberikan mandat meningkatkan kepemilikan Indonesia di PTFI dari 9,32% menjadi 51%. Hal itu membuat Inalum sebagai perusahaan yang memiliki bisnis tambang aluminium, juga didaulat menjadi pengonsolidasi kinerja dari seluruh perusahaan tambang negara.

"Mengontrol konsesi mineral dalam negeri adalah tahap awal agar Inalum menguasai pasar global, termasuk mengambil alih beberapa konsesi tambang strategis," ungkap Pengamat Tambang Ferdi Hasiman dalam keterangan tertulis, Senin (7/1/2019).


Selain itu Inalum juga telah melakukan ekspansi pelabuhan, pabrik Calcined Petroleum Coke (CPC) bekerja sama dengan Pertamina, pabrik Slab Sheet dan Wire rod, serta Proyek Smelter Grade Alumina Refinery di Mempawah, Kalimantan Barat. Seluruh proyek tersebut menunjukkan kemajuan yang positif.

Sementara itu untuk mencapai target produksi 1 juta ton aluminium pada 2025, Inalum juga berencana untuk melakukan ekspansi pengembangan klaster aluminium di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara), tepatnya di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning.

Untuk merealisasikan ekspansi tersebut, Inalum bersama Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara telah menandatangani nota kesepahaman perihal persiapan Proyek Pengembangan Klaster Aluminium.

Pada 2018 Inalum operasional (non-Holding) (unaudited) telah membukukan laba bersih sekitar US$ 78 juta. Keuntungan ini diikuti dengan peningkatan kontribusi perusahaan terhadap kemajuan dan kemaslahatan masyarakat sekitar. Hal ini dapat dilihat dari realisasi dana PKBL dan CSR yang telah disalurkan pada 2018 sebesar Rp 29 miliar.

Dari sisi produksi, water level Danau Toba berangsur membaik hingga level 903,84 mdpl saat ini. Di sisi tungku rata-rata tungku beroperasi sebanyak 487 tungku sehingga dapat memproduksi aluminium pada 2018 sebanyak sekitar 242 ribu ton, serta menjual aluminium ingot, billet, dan foundry alloy sebanyak sekitar 246 ribu ton.

Sebagai wujud nyata kepeduliannya terhadap masyarakat, pada 2018 program rutin seperti pengobatan gratis, perbaikan sarana ibadah, pembuatan sumur bor, pembuatan posyandu, bantuan meubelier dan sarana pendidikan untuk sekolah-sekolah di sekitar perusahaan masih tetap terus dijalankan.


Dukungan Inalum terhadap pemuda juga ditunjukkan dengan telah dilaksanakannya pelatihan sekuriti untuk 20 pemuda dan turnamen bola voli pemuda di sekitar perusahaan pada 2018.

Selain itu sebagai dukungan Inalum terhadap industri kreatif di sekitar Perusahaan, Inalum juga telah melaksanakan pelatihan kepada mitra binaan dan pembuatan produk kerajinan kulit.

Dari sisi pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM), Inalum melalui Program Kemitraan, pada 2018 kembali menyalurkan dana pinjaman untuk 43 UKM di sekitar pabrik peleburan dan PLTA.

Lebih lanjut, sebagai bentuk kepedulian terhadap masyarakat di sekitar jaringan transmisi Inalum, bantuan peralatan pertanian dan bantuan budi daya buah naga untuk membantu meningkatkan perekonomian masyarakat petani, di beberapa desa sepanjang jaringan transmisi tersebut telah disalurkan oleh Inalum.

Dalam rangka pelestarian alam, Inalum bersama dengan PT Inhutani IV (Persero) dan LSM melakukan penghijauan dengan menanam pohon sebanyak 450 hektare lahan kritis di sekitar Daerah Tangkapan Air (DTA) Danau Toba.


Dalam perayaan hari besar keagamaan pada 2018, Inalum juga telah menyalurkan sembako gratis pada Bulan Ramadhan sebanyak 5.000 paket di 10 kabupaten/kota dan tiga wilayah pengembangan Inalum.

Safari Ramadhan ke beberapa masjid diikuti safari Natal ke gereja-gereja di sekitar perusahaan, buka puasa bersama antara Inalum dengan pemangku kepentingan di sekitar perusahaan, dan lain-lain juga terus dilaksanakan oleh Inalum.

Inalum juga turut serta dalam meringankan beban korban bencana alam dengan menjadi salah satu BUMN koordinator yang berpartisipasi terhadap bencana alam yang terjadi di Sumatera Utara dan sekitarnya.

Misalnya bencana erupsi Gunung Sinabung, banjir bandang dan longsor di Aceh Tenggara, dan banjir bandang di Solok, Sumatera Barat, bantuan kebakaran dan angin puting beliung di Kabupaten Batu Bara, serta bantuan gempa di Palu, Donggala, dan Lombok. (idr/idr)

Hide Ads