Menyikapi hal ini, salah satu petani champion cabai Kabupaten Demak, Nur Eko menuturkan penurunan harga cabai di Kabupaten Demak akibat produksi yang melimpah. Menurutnya, penurunan harga ini wajar dan hanya sementara. Namun saat ini sangat dibutuhkan pemerintah untuk turun menyerap cabai agar harga cabai menguntungkan petani.
"Kami mohon agar Dinas Perdagangan dan Bulog bisa bantu intervensi harga. Serap cabai, jangan petani ditinggal sendiri," ujar Eko, Minggu (13/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi ini penurunan harga akan segera normal. Ini sifatnya hanya turun sementara karena fenomena harian saja dan daerah lain semuanya harga normal," ucapnya.
Ketua Asosiasi Champion Cabai Indonesia, Tunov Mondro Atmodjo pun membenarkan saat ini kondisi memang tengah musim panen cabai. Artinya, penurunan harga seperti di Demak merupakan fenomena lazim. Terlebih, daerah tersebut merupakan sentra cabai, belum menerapkan pola tanam dan pengendalian tata niaga.
"Jadi di Demak tidak ada petani yang demo karena harga anjlok. Tapi kemarin itu hanya insiden, petani saking kecewanya menyebar 2 kantong cabai setelah itu dipungut kembali kemudian bubar. Jadi jangan dibesar-besarkan. Lagian bukan sifat petani membuang-buang pangan di jalan," tutur Tunov.
"Kejadian itu jangan dibuat heboh atau dibesar-besarkan, apalagi dipolitisir," pintanya.
Upaya Pemerintah
Kepala Dinas Petanian Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Wibowo mengatakan guna menstabilkan harga cabai, Dinas Pertanian Demak telah menggelar koordinasi dengan petani Dusun Maguan, Desa Jeruk Gulung, Kecamatan Dempet.
Wibowo mengungkapkan dari koordinasi dengan petani tersebut, didapat solusi agar harga cabai terus menguntungkan petani.
"Pertama, disiapkan hilirisasi mesin pengering pengolah. Kedua, membangun kemitraan dengan pabrikan. Ketiga, stabilisasi harga cabai dengan pasar lelang di farmgate," sebutnya.
Keempat, lanjut Wibowo, membantu petani dalam efisiensi input produksi dengan penggunaan obat-obatan yang murah dan ramah lingkungan. Obat-obatan ini tentunya bisa diproduksi sendiri oleh petani dengan pelatihan.
"Kelima, petani sepakat mau melakukan anjuran pola tanam dan gilir tanam yang difasilitasi Dinas Pertanian," ucapnya.
Selain Kabupaten Demak, produksi cabai di Kabupaten Kebumen pun sedang mengalami kenaikan. Kepala Dinas Pertanian Kebumen, Pudji Rahayu menyebut produksi cabai memang sedang meningkat tetapi petani menyikapinya dengan me-launching pasar lelang cabai dan tetap bersemangat walaupun harga turun.
"Jadi harus disadari bahwa penurunan harga itu karena produksi yang melimpah," sebut Pudji.
Meski demikian, dengan adanya pasar lelang, produksi tetap terbeli dan peran champion terlihat memfasilitasi para petani sehingga produksi tetap terjual.
"Semoga dengan turunnya champion di daerah maka harga masih bisa dikendalikan. Pemda pun mengapresiasi pasar tani yang kami gelar. Semoga petani tetap semangat memproduksi. Kalau bukan kita, siapa lagi yg menjadi tempat curhat dan penyelamat mereka?" pungkas Pudji. (ega/zlf)