Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan komoditas makanan yang memberikan dampak besar pada angka kemiskinan masih diduduki oleh beras.
"Komoditas yang menyumbang paling besar kemiskinan yang pertama beras, 19,54% di perkotaan, 25,51% di perdesaan," kata Suhariyanto di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa (15/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Aceh Provinsi Termiskin di Sumatera |
Selama September 2018, garis kemiskinan tercatat sebesar Rp 410.670 per kapita per bulan dengan komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp 302.022 atau 73,54% dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp 108.648 atau 29,46%.
Garia kemiskinan dipergunakan sebagai suatu batas untuk mengelompokkan penduduk menjadi miskin atau tidak miskin. Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan
Komoditas penyumbang besar pada angka kemiskinan, kata Suhariyanto antara lain dari rokok kretek filter, telur ayam ras, daging ayam ras, mie isntan, daging sapi, gula pasir, kopi bubuk dan kopi instan (sachet).
Sedangkan dari komoditas bukan makanan, penyumbang terbesar adalah perumahan, bensin, listrik, pendidikan, perlengkapan mandi, angkutan, pakaian jadi perempuan dewasa.
"Jadi kalau dilihat komponennya tidak banyak berubah, maka stabilitasi harga pangan harus betul dijaga," ungkap pria yang kerap disapa Kecuk.
Diketahui, tingkat kemiskinan di Indonesia per September 2018 turun menjadi 9,66% atau setara 25,67 juta orang. Jumlah tersebut turun 280.000 orang jika dibandingkan Maret yang berjumlah 25,95 juta orang atau 9,82%. (hek/dna)