Beberapa perabot elektronik seperti laptop dan smartphone pun sempat terkena imbasnya. Meski demikian, OPPO, sebagaimana diungkapkan PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto tak terkena dampak dari pelemahan rupiah.
"Kalau dari kurs sih enggak," kata Aryo kepada detikFinance beberapa waktu lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jurus OPPO Bidik Konsumen di RI |
Aryo mengatakan OPPO membeli komponen saat tidak terjadi pelemahan kurs. Selain itu pabriknya di Mauk, Tangerang, Banten, menyetok komponen dengan jumlah yang banyak sehingga harganya bisa terjaga saat dolar mulai mengamuk.
"Kami beli barang yang banyak saat kurs tidak goyang. Jadi kalau ada perubahan kurs kami tidak ikut-ikutan terdampak," ungkapnya.
"Kecuali perusahaan kecil yang (produksinya) hanya 200 ribu, 300 ribu pesanan, ketika ada pre-order sudah tahu angkanya baru pesan perangkat itu akan kena (terdampak)," sambungnya.
Sementara untuk ketersediaan produk, OPPO telah memprediksi jumlah pesanan yang akan diterima sebelum melakukan produksi. Sehingga perusahaan pun bisa memenuhi kebutuhan pasar.
"Kami itu mainnya prediksi, kalau sudah diperkirakan 3.000, bikinnya 3.000, jadi sudah diprediksikan," tuturnya.
Hal itu juga yang menurut Aryo, membuat harga smartphone OPPO masih terjaga di tengah melemahnya nilai mata uang rupiah.
Selain tidak terpengaruh pelemahan nilai rupiah, Aryo juga menegaskan kalau pihaknya tak ikut terdampak perang dagang AS-China.
"Itu (OPPO) bukan perusahaan negara, kalau yang terpengaruh itu BUMN, kami punya swasta," pungkasnya. (prf/hns)