"Memang ada investasi yang kurang prudent," kata Rini saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Jiwasraya kini harus menunggak pembayaran polis terhadap 17.000 peserta produk JS Saving Plan. Perseroan tidak mampu memenuhi pembayaran bunga bagi para peserta yang me dapatkan bunga 7% dalam setahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini mengatakan, dengan kondisi keuangan yang belum sehat pun harus segera dibenahi dengan memperkuat struktur bisnis yang sudab ada.
"Pemilik polis Jiwasraya itu jadi tanggung jawab kita, kita harus jaga supaya baik," ujar Rini.
Dirinya pun menginstruksikan Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN, Gatot Trihargo untuk segera menyehatkan kembali Jiwasraya.
"Jiwasraya memang keadaan nggak sebaik yang diharapkan, sekarang juga diharapkan memperkuat struktur. Dan ini sedang kita jagain saya yakin Pak Gatot bisa menyehatkan kembali," ujarnya.
Rini juga mengaku belum ingin meminta BUMN lain membantu keuangan Jiwasraya. Dirinya lebih berkeinginan BUMN asuransi itu menggali potensi-potensi bisnis yang ada. Salah satunya adalah negosiasi perpanjangan masa pembayaran polis, sehingga beban atau risiko perseroan dapat ditekan.
"Kita lihat opportunity (peluang) apa lagi bisa extend (diperpanjang) . Untuk bisa kembangkan usaha Jiwasraya supaya resiko perusahaan menurun," kata dia. (hek/dna)