Mengutip data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Suhariyanto mengatakan cuaca di Indonesia pada Januari-Februari akan diikuti hujan dari level menengah hingga tinggi.
Alhasil, hal tersebut akan membuat waktu panen daya bergeser sebanyak dua minggu sehingga jatuh di bulan Maret.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Suhariyanto, akibat cuaca hujan ia memperkirakan kualitas gabah juga akan ikut terpengaruh. Sebab, gabah yang baik memiliki kadar air yang rendah.
"Sehingga kalau curah hujan tinggi memengaruhi kualitas gabah pada panen Maret. Jadi itu perlu jadi perhatian," ungkap dia.
Sementara itu, ia juga menyoroti lahan baku sawah yang mengalami penurunan dari 7,75 juta ha menjadi 77,11 juta ha. Maka dari itu, ia meminta agar pemerintah melalukan upaya pencegahan konversi lahan pertanian.
Pasalnya, penurunan lahan baku sawah akan memengaruhi produksi pertanian.
"Telah terjadi penurunan luas bahan baku 7,75 juta ha jadi 7,11 juta ha. Jadi perlu dilakukan upaya konversi lahan-lahan pertanian karena akan mengancam lahan pertanian kita," tutup dia.