MRT Jakarta Menuju Operasi dan Menanti Fase II

Wawancara Khusus Dirut MRT Jakarta

MRT Jakarta Menuju Operasi dan Menanti Fase II

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Kamis, 17 Jan 2019 09:43 WIB
1.

MRT Jakarta Menuju Operasi dan Menanti Fase II

MRT Jakarta Menuju Operasi dan Menanti Fase II
Foto: Eduardo Simorangkir
Jakarta - Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta segera beroperasi dalam waktu kurang dari dua bulan lagi. Dengan progres pembangunan mencapai 98,1%, MRT dipastikan bakal beroperasi pada Maret 2019 mendatang.

Pada tahap awal ini, Ratangga - sebutan untuk kereta MRT Jakarta - akan beroperasi di atas jalur layang dan bawah tanah yang membentang sepanjang 16 km dari Lebak Bulus hingga Bundaran Hotel Indonesia (HI). Masyarakat tentu sudah tak sabar untuk bisa menjajal moda transportasi yang sudah lama dinanti-nantikan ini.

Namun, kendala sedang merundung MRT Jakarta untuk melanjutkan pembangunan fase II yang dimulai dari Bundaran HI hingga ke Kampung Bandan. Lokasi depo yang belum pasti menjadi tanda tanya mengenai rencana groundbreaking fase II yang seharusnya dimulai pada Januari 2019 ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar berbagi cerita secara eksklusif dengan detikFinance mengenai hal tersebut. Termasuk kesiapan MRT menuju pengoperasian pada bulan Maret nanti dan rencana MRT melingkari kota Jakarta di masa depan. Berikut wawancara lengkapnya:
Dua bulan menuju pengoperasian MRT Jakarta, bagaimana kesiapan MRT Jakarta dari sisi operasi, SDM maupun infrastruktur?
Fase I MRT Jakarta progresnya sudah mencapai 98,1%. Ada beberapa pekerjaan seperti entrance, interior finishing masih harus kita selesaikan dalam dua bulan ke depan.

Kemudian secara sistem, seluruh kereta sudah ada di depo, sudah mulai diujicobakan 16 set (rangkaian). Masing-masing set terdiri dari enam kereta (cars), jadi ada 96 kereta.

Testing comissioning sudah berjalan, sekarang uji coba operasi sedang berjalan paralel dengan testing comisioning mulai 24 Desember 2018 sampai di 25 Februari 2019. Setelah 25 Februari 2019 kita sudah uji coba operasi secara penuh, kereta sudah mulai kita jalankan.

Sebelumnya ini kan masih sangat terbatas karena berjalan bersama dengan testing comisioning. Jadi testing comisioning di pagi hari, trial run nya di malam hari. Jadi 24 jam kita jalan. Nanti mulai 26 Februari 2019 semua sudah mulai full operation, jadi kita mulai beroperasi dari pagi sampai malam. Sudah sama seperti normal operasi tapi kita belum angkut penumpang komersial. Tapi kita akan membuka secara terbatas atau selected untuk orang ikut uji coba.

Siapa saja yang boleh ikut uji coba?
Masyarakat dan stakeholder yang akan kita atur mekanismenya. Mungkin naik di beberapa stasiun, turun di beberapa stasiun dan mereka terlibat dalam proses pembelajaran naik kereta, memahami bagaimana kereta MRT Jakarta dan nanti mereka juga yang akan membantu memberikan informasi kepada masyarakat tentang MRT Jakarta sebelum operasi.

Jadi yang bisa naik nanti dipilih oleh MRT?
Tidak dipilih oleh MRT, first come first serve nanti pendaftarannya secara online. Jadi silakan nanti mendaftar, tapi kita belum buat kriterianya.

Tapi kita akan membuka semacam pendaftaran untuk publik dengan kuota tertentu. Misalnya hari ini kita akan buka 4.000 penumpang, siapa yang cepat mendaftar nanti dapat. Tapi kalau kuotanya sudah mencukupi kita akan tutup, nanti dia bisa naik besoknya lagi atau apa. Tapi mekanismenya akan kita atur.

Masih ada hambatan menuju operasi?
Halangan pasti ada, tapi kan bagaimana kita mengelolanya. Seperti waktu, kita harus kejar-kejaran dengan waktu. Kalau waktu 36 jam ada, kita pakai 36 jam. Sekarang kan bekerja terus 24 jam dengan sistem tiga shift.

Sejauh ini masih ada kekurangan yang dirasa dari hasil uji coba?
Pasti, setiap kita ngetes kan ada yang misalnya masih belum pas berhenti keretanya, masih belum pas berangkat keretanya. Tapi namanya juga uji coba.

Ada garansi atau mitigasi dari MRT supaya tidak sepi penumpang seperti infrastruktur-infrastruktur baru yang dioperasikan?
Garansi sih tidak ada. Makanya kita mendorong terus. MRT Jakarta berupaya maksimal supaya dia bisa dikenal, dan masyarakat bisa familiar dan memberikan dukungan. Jadi yang kita lakukan adalah berupaya maksimal untuk memastikan target yang sudah kita putuskan bisa terjadi. Pada hari pertama misalnya, kita targetkan 65.000 penumpang per hari, di akhir tahun bisa 130.000 kalau tarifnya itu sesuai dengan apa yang sudah kita usulkan ke pemerintah.

Tarif sudah sampai mana pembahasannya?
Lagi didiskusikan. Kita usulkan Rp 8.500/10 km. Jadi naik Rp 1.500 ditambah per kilometernya Rp 700.

Sudah diputuskan tapi belum ditetapkan atau bagaimana?
Masih dibahas oleh pemerintah karena memang belum ditentukan, belum ketuk palu. Kita sudah punya hitung-hitungan, tapi nilai realnya itu berapa akan diputuskan oleh pemerintah.

Condongnya ke mana harganya?
Masih sejalan dengan yang kita usulkan.

Rp 8.500/10 km?
Iya. Kita belum bisa menyampaikan bahwa itu hasilnya karena keputusan itu ada di pemerintah. Bahwa Rp 8.500 dan Rp 10.000 adalah angka yang diusulkan oleh MRT Jakarta, keputusannya tergantung pemerintah.

Bukannya harusnya sebelum akhir tahun kemarin sudah diputuskan?
Harusnya. Tapi kan sampai hari ini belum terjadi dan anytime kita menunggu keputusan itu.

Masih ada rapat lanjutan lagi atau tinggal menunggu keputusan?
Tinggal menunggu keputusan. Kalau rapat sudah selesai semua, sekarang tinggal tim tarif menentukan.

MRT Jakarta merasa perlu ada kebijakan lain dari Pemda untuk dorong orang bisa gunakan transportasi umum, khususnya MRT?
Pertama, saya kira benar-benar dukungan Jak Lingko mengenai integrasi antara MRT, TransJakarta, LRT, Kereta Bandara, KCI dan angkutan umum lainnya. Integrasi itu dari sisi fisik, rute, dan layanan ticketing atau pembayaran.

Berarti integrasi alat pembayaran juga dilakukan?
Iya. Kan sekarang Gubernur sudah memutuskan untuk membentuk semacam perusahaan patungan joint venture 3 korporasi. Itu didorong untuk disegerakan sehingga kita sudah bisa bicara integrasi ticketing nantinya.

Kapan rampungnya pembentukan perusahaan patungan itu?
Kalau itu mungkin agak lebih panjang, setelah operasi. Karena MRT beroperasi kan tiketnya sudah ada, dapat izin dari Bank Indonesia. Jadi sambil berjalan, integrasi dijalankan. Kan sekarang TransJakarta juga sudah jalan, LRT juga. Itu mungkin butuh waktu untuk mengintegrasikannya. Tapi saya kira tahun ini semuanya akan selesaikan di Desember 2019 itu yang namanya integrasi fisik, integrasi rute, integrasi pembayaran sudah terjadi.

MRT juga mengeluarkan uang elektronik atau kartu sendiri?
Iya. Kartu khusus MRT.

Uang elektronik yang sudah ada sekarang nggak bisa digunakan?
Bisa juga tapi MRT sendiri punya kartu. Izinnya sedang diproses ke BI, tapi nanti akan kita gunakan bersama-sama dengan kartu yang lain. Kan ada enam slot di vending machine kita. Satunya itu kartu MRT, jadi lima yang lain itu bisa kartu yang lain.

Kartu sudah dicetak?
Sudah. Tapi izinnya itu sekarang yang lagi kita urus ke BI, supaya MRT dapat hak untuk mengeluarkan kartu sendiri.

Apakah itu beda dengan kartu single trip dan multi trip yang akan digunakan nanti?
Itulah dia.

Tapi uang elektronik lainnya dari bank manapun bisa?
Iya.

Soal integrasi fisik tadi, apakah dilakukan di semua stasiun?
Ada lima stasiun yang sudah sempurna. Stasiun Bundaran HI, di bawahnya MRT, di atasnya TransJakarta, kemudian Dukuh Atas, Blok M, Sisingamangaraja dan Lebak Bulus. Kita lihat lagi perkembangannya, kalau bisa semua lebih bagus.

Apakah masih ada lagi yang akan diintegrasikan secara fisik menuju operasi?
Semua diintegrasikan, tapi yang secara fisik terintegrasi itu ya lima tadi. Fisiknya maksudnya melekat, tidak terputus. Yang lainnya kan secara rute itu tidak membutuhkan integrasi secara fisik.

Rute yang dempet dengan TransJakarta kemarin bagaimana diskusinya?
Lagi dilakukan studi oleh beberapa expert, melibatkan ITB, UI, UGM. Studinya lebih ke bagaimana melakukan pelayanan optimal terhadap seluruh pengguna transportasi yang sekarang ada di koridor 1. Bagaimana opsinya, kita tunggu. Salah satu rekomendasi yang sudah mereka keluarkan adalah merapatkan seluruh stasiun, kemudian bagaimana nantinya layanan-layanan ke rute lainnya bisa disediakan.

Artinya TransJakarta tetap harus relokasi stasiunnya akhirnya?
Ya ini salah satu yang sudah kita lihat di sini. Relokasi mungkin, ada integrasi sempurna. Tapi polanya ini yang lagi dilihat dan bagaimana implikasinya terhadap koridor 1.

Kapan ketok palunya?
Kalau hasil studi konsultannya rencananya akhir Januari ini sudah ada hasil preliminary. Nanti yang tentukan Pemda DKI.

Gerbong wanita untuk MRT bagaimana?
Akhirnya diputuskan ada. Tapi hanya pada jam sibuk, pagi dan sore. Tapi belum kita putuskan waktu tepatnya.

Penerapannya apakah sama dengan di Jepang bahwa tidak melulu harus diisi oleh penumpang wanita, bisa juga untuk lansia atau orang sakit?
Iya, seperti itu. Kalau ini harusnya bisa fleksibel. Satu gerbong dalam satu rangkaian.

Hasil surveinya itu menarik. Kenapa akhirnya kita berlakukan pada jam sibuk saja karena ternyata tidak mayoritas. Memang lebih banyak yang memilih perlu tapi 38% menyatakan nggak perlu.

Target pendapatan dan penumpang tahun ini?
Kalau penumpang kita 65.000/hari targetnya, dan menuju ke akhir tahun bertahap naik hingga 130.000 penumpang/hari. Kemudian sejumlah potensi pendapatan dari non fare box misalnya dari advertisement, retail, telecomunications dan naming rights.

Porsi pendapatan masing-masing dari fare box (tiket) dan non fare box (non tiket)?
Belum bisa saya sampaikan. Ini masih sangat fluid. Mungkin pada saat beroperasi tiga bulan pertama baru kita tahu porsinya seperti apa. Mungkin di Juni kita bisa berikan gambaran yang lebih jelas.

Groundbreaking fase II jadinya kapan?
Ini lagi persiapan. Kita sudah menyampaikan ke pemprov DKI, ke Gubernur bahwa rencana groundbreaking itu ada di antara tangga; 28-31 Januari 2019. Memang satu hal yang masih kita perlukan itu rekomendasi dari Kementerian Sekretariat Negara tentang pengamanan kawasan Monas. Selain itu sudah, kontraktor sudah. Saya tinggal tandatangan kontrak anytime untuk groundbreaking. Gubernur sudah memberikan lampu hijau, kita sedang diskusikan waktunya dan bicara dengan Setneg untuk mendapatkan rekomendasi tentang pengamanan yang perlu dilakukan di taman Merdeka tersebut.

Jika sudah dikalkulasi, kenapa masih perlu diundur waktunya?
Memang rekomendasi itu perlu keluar dari Setneg. Tentunya Kementerian Sekretariat Negara sebelum mengeluarkan rekomendasi itu perlu mendengarkan dari berbagai pihak, dari pemprov DKI, pengamanan, dari pihak-pihak terkait mungkin TNI, Kepolisian.

Apa yang akan dibangun saat groundbreaking nanti?
Gardu receiving substation bawah tanah, sambil bulan ini juga kita akan luncurkan CP201, dari bundaran HI sampai Harmoni. Kita kan punya CP200, CP201, CP202, CP203, CP204, CP205, CP206. Itu semua dilelang secara bertahap.

Jadi kepastian rute fase II saat ini?
Sampai Kota dulu. Kita lagi studi kemungkinan-kemungkinan untuk nantinya depo itu ada di mana.

Opsi lokasi di mana saja?
Ancol, kawasan di sekitar Ancol. Ini masih distudi. Semua opsi terbuka, tergantung mana yang memberikan kepastian dan yang diputuskan pemerintah. Tapi fase II harus ada depo, kalau nggak ada depo nanti pelayanannya nggak maksimal. Kereta sekarang kan ada 16, nanti fase II kita tambah 15 rangkaian lagi. Itu butuh depo.

Di Kampung Bandan masalahnya di mana?
Kita terbuka sebenarnya, tapi itu kan ada persoalan hukum antara KAI dan mitra-mitranya atau pihak ketiga yang mendapatkan HGB di situ. Tapi kan yang memutuskan akhirnya pemerintah.

Berarti groundbreaking nanti dengan kondisi lokasi depo belum pasti?
Kita akan groundbreaking Bundaran HI ke Kota untuk fase 2A, sementara fase 2B untuk pembangunan depo.

Ada target dari MRT kapan kepastian lokasi depo bisa diterima?
Saya sih berharap Maret 2019 sudah diputuskan, sehingga kita bisa mulai memikirkan feasibility study nya seperti apa, kemudian designnya bagaimana mumpung consultan design kita sedang berjalan.

Pengembangan MRT ke Tangsel?
Itu juga sedang kita siapkan feasibility study nya.

Kapan rencananya dieksekusi?
Eksekusi itu setelah FS nya selesai, kita presentasikan ke pemerintah, nanti pemerintah akan lihat bagaimana pendanaannya. Nanti kita lihat apakah bisa KPBU, PJPK nya siapa, posisi MRT seperti apa.

Tapi yang harus segera kita lihat itu east west sebenarnya. Itu sudah siap, sudah ada dananya. Sekarang bagaimana caranya Kemnterian Perhubungan melibatkan MRT sedini mungkin dalam proses perencanaan.

East west juga akan didanai oleh JICA?
Rencananya.

Bukan KPBU?
Sebagian mungkin. Kalau dananya nggak cukup, mungkin akan kita KPBU-kan sebagian. Makanya kita lihat komitmen Jepang. Saya terbuka juga sebenarnya mana segmen yang kita KPBU-kan, mana segmen yang kita minta dari Jepang. Tapi saya setuju bahwa kita sudah saatnya mulai beranjak heavily kita rely pada dana pemerintah dengan melibatkan pihak swasta.

Sekarang kan kita sudah punya 16 km pertama. Lalu kita akan punya 8 km kedua, dan ketiga kita akan punya dari Kalideres ke Ujung Menteng 31 km. Kemudian yang harus sangat segera itu memikirkan loopline. Loopline diisi oleh MRT. Kita sedang mengusulkan untuk ada loopline. Jadi ada loopline yang eksisting oleh KCI dan di dalam nanti mungkin ada LRT.

Kapan rencananya dieksekusi?
Saya belum berani bilang karena ini masih dilakukan studi oleh konsultan Jepang, Kementerian Perhubungan dan Bappenas. Tapi memang di mana-mana konsepnya itu ada Utara-Selatan, Timur-Barat dan ada loopline. Itu sudah pakem di mana-mana.

Karena secara cepat ketika jalur-jalur ini sudah terbentuk, ini harus sudah mulai kelihatan seperti apa pengembangannya.

Proyeksinya kapan bisa dilakukan?
Selatan-Utara 2024 (selesai), Timur-Barat 2025, loopline mungkin 2030. Tapi dalam beberapa tahun ke depan, MRT itu supaya visible jaringan MRT itu sudah harus ada 150 km. Kalau bisa 2030 kita bisa punya sistem seperti itu akan sangat cepat. Seperti Yamanato Line di Jepang. Supaya harus bisa diciptakan kota itu dilingkari oleh sebuah sistem traffic, kalau nggak nanti macetnya di kota terus. Harus ada effective loopline untuk kota yang padat seperti Jakarta.

KPBU ke Tangsel sudah ada investor yang menyatakan minat?
Saya preffer ke FS nya dulu, jangan investornya dulu. Kita tunggu direction dari pemerintah.

Apa harapan dengan mulai beroperasinya MRT Jakarta nanti?
Respect sudah harus di atas segala-galanya. Jadi orang sudah harus naik kelaslah kalau naik MRT itu. Karena sudah menawarkan ketepatan waktu, kedisiplinan, kenyamanan. Kalau nggak dirawat, kalau nggak respect, nggak memberikan perhatian khusus kepada moda ini, valuenya nggak akan banyak untuk memperbaiki kota ini.

Hide Ads