Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan arah kebijakan suku bunga sudah disesuaikan dengan kondisi perekonomian dan stabilitas sistem keuangan nasional.
"Mengenai arah kebijakan suku bunga, sebagaimana disampaikan sudah hampir mencapai puncaknya. Seperti itu dan konsisten untuk menurunkan current account deficit (CAD) dan menjaga daya tarik atau imbal hasil aset keuangan di dalam negeri," kata Perry dalam konferensi pers di Gedung BI, Jakarta, Kamis (17/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita juga tetap preemtive dan forward looking. Kan sebelumnya disampaikan, BI sudah mengukur jika The Fed akan menaikkan bunga sebanyak tiga kali. Nah ini jadi indikator kita untuk menentukan arah suku bunga ke depan," imbuh dia.
Perry mengungkapkan BI juga berupaya untuk menekan CAD hingga berada di bawah 3% dari produk domestik bruto (PDB). Memang ada angka sementara jika CAD kuartal IV ada kemungkinan tembus US$ 8,8 miliar.
Dia menyebut surplus neraca modal jauh lebih besar dari yang kami perkirakan. Ini tercermin dari angka cadangan devisa periode Desember 2018 yang mencapai US$ 120,7 miliar.
Menurut Perry kenaikan cadangan devisa ini tercermin dari neraca modal yang membaik dan transaksi berjalan.
"Kami melihat kemungkinan kuartal I CAD bisa lebih rendah ya, tidak hanya sesuai pola musiman, tapi juga karena ada kecenderungan impor yang menurun," jelas dia.
Baca juga: BI Tahan (Lagi) Suku Bunga Acuan di 6% |