Dengan pengamanan ini, MRT sebagai moda transportasi baru di Indonesia dapat berjalan lancar tanpa hambatan. Termasuk aksi vandalisme yang pernah terjadi sebelumnya.
"Kan itu (vandalisme) udah selesai, gak ada lagi corat-coret. Setelah kerja sama udah gak ada lagi," ungkap Pangdam Kodam Jaya, Mayjen TNI Joni Supriyanto, usai penandatangan Kesepakatan Kerja Sama Pengamanan di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Selasa (22/1/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nantinya, Kodam Jaya sendiri akan melakukan pengamanan pada aktivitas pengoperasian MRT Fase I, dan pengamanan konstruksi MRT Fase II.
"Prinsip dasar kerja samanya adalah sinergi antara MRT dengan Kodam Jaya dalam kaitan dengan pengamanan aktivitas kegiatan MRT Jakarta. Baik rencana operasi untuk Fase I yang akan mulai Maret, maupun rencana pembangunan Fase II yang juga akan dimulai dalam waktu singkat," ungkap Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar.
William mengatakan pengamanan tersebut akan meliputi pengamanan jalur yang dilewati MRT, hingga kelengkapan proyek MRT. Salah satu yang ditekankan adalah pengamanan jalur MRT sepanjang 23 KM.
"Sebenarnya yang kalau kita lihat dari Fase I itu pengamanan dimulai dari Lebak Bulus menuju Bundaran HI. Kemudian pada pembangunan fase II di Bundaran HI sampai Stasiun Kota Tua, total panjang kawasan 23 km," kata William.
Selain itu dalam keterangan resminya pihak William juga merincikan fasilitas-fasilitas yang akan diamankan. Mulai dari Area Stasiun Depo Lebak Bulus, Gardu Listrik (Receiving Sub-station) Taman Sambas Blok M, area transisi jalur layang ke jalur bawah tanah, Suar Penyejuk (cooling tower), dan Suar Ventilasi (ventilation tower). (dna/dna)